Sri Mulyani Gelar Jumpa Pers Terkait Utang Pemerintah
Minggu, 14 Juni 2009 14:05 WIB
Adapun agenda konferensi pers ini adalah mengenai utang luar negeri. Rencananya, dalam pertemuan dengan wartawan tersebut, Menteri akan didampingi oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu dan Direktur Jenderal Pajak.
Sebelumnya di Nusa Dua, Bali, Anggito menyampaikan pemerintah berniat menggunakan pinjaman siaga yang disediakan Jepang tahun ini demi menjaga stabilitas perekonomian.
Namun, ia belum mau menyebutkan rincian rencana tersebut, baik waktu penarikan, besarannya, maupun penggunaannya.
"Besarannya nanti ya, lihat dulu keadaan pasar," kata Anggito. Bulan April lalu, Jepang memberikan fasilitas pinjaman siaga senilai US$ 1,5 miliar dalam mata uang yen sebagai cadangan penerbitan Samurai Bond. Dana tersebut akan diberikan melalui Japan Bank for International Cooperation.
Utang pemerintah dituding tertinggi dalam sejarah Indonesia, yaitu mencapai Rp 400 triliun. Adalah kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto, yang menggulirkan "prestasi" pemerintah itu.
Menurut anggota Tim Kampanye Nasional Mega - Prabowo, Arif Budimanta, salah satu utang itu yakni dana bantuan langsung tunai yang digulirkan pemerintah selama ini berasal dari pinjaman luar negeri. "Itu yang disampaikan BPK," katanya saat dihubungi Tempo, Minggu (14/6).
Bantuan langsung tunai diberikan kepada pemerintah sebagai kompensasi atas naiknya harga bahan bakar minyak. Pemerintah mengklaim dana bantuan langsung tunai berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, bukan pinjaman luar negeri.
Namun, kata Arif, temuan Badan Pemeriksa Keuangan justru sebaliknya. Dana bantuan langsung tunai berasal dari dana pinjaman luar negeri. Arif tak merinci klaim tersebut. Ia hanya mengatakan, "Memang dana (BLT) dari APBN, tapi sumbernya dari hutang luar negeri."
SORTA TOBING|DWI RIYANTO AGUSTIAR