Fenomena Tech Winter 2024, Bagaimana Nasib Bisnis Startup Berkelanjutan?

Rabu, 3 Januari 2024 09:29 WIB

Ilustrasi startup. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa pengamat mengatakan fenomena tech winter akan berlanjut pada 2024. Tech winter adalah istilah untuk menggambarkan kondisi perusahaan rintisan (startup) yang berguguran atau untuk menyebut penurunan minat dan investasi dalam sektor teknologi. Namun, ada beberapa bidang startup yang bakal bisa bertahan.

Peneliti Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Etikah Karyani Suwondo menjelaskan startup tersebut adalah startup digital yang berada tingkat pengembangan, yang dapat menghadirkan nilai dan solusi relevan dengan perkembangan teknologi. “Serta memiliki model bisnis yang berkelanjutan,” ujar dia saat dihubungi pada Senin, 1 Januari 2024.

Startup tersebut juga, kata dia, kemungkinan akan dibidik menjadi target dari pendanaan. Salah satunya Etikah mencontohkan, bisnis financial technology (Fintech). Bisnis tersebut sangat dipengaruhi oleh preferensi konsumen yang cenderung semakin melek digital. Maka beberapa yang masih menjadi preferensi konsumen adalah sektor konsumsi seperti e-payment (e-wallet), cryptocurrency dan smart contracts, serta peer-to-peer lending.

Selain itu, Etikah yang juga ekonomi dari Fintech Center Universitas Sebelas Maret itu mengatakan pendanaan startup teknologi di Asia Tenggara masih akan berkembang positif. Namun, ada tantangan yang akan dihadapi 2024 ini.

“Bisa karena persaingan yang ketat sehingga inovasi dan teknologi harus disesuaikan, perubahan perilaku konsumen, dan regulasi yang berubah,” tutur Etikah.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Indonesia Fintech Society atau ISFoc memprediksi tech winter masih akan terjai pada 2024 ini. "Tahun 2024 bagaimana? Pasti akan mengalami tech winter selama rezim suku bunga masih relatif tinggi dan opportunity cost lebih menarik di aset yang lain," kata Steering Committee IFSoc, Eddi Danusaputro, dalam Press Briefing Catatan Akhir Tahun secara virtual pada Jumat, 29 Desember 2023.

Menurut Eddi, Indonesia juga sedang mengalami tahun politik, sehingga banyak orang yang tetap wait and see (menunggu dan melihat). Namun, kata dia, ada berbagai hal yang bisa menyebabkan tech winter, di antaranya adalah gejolak ekonomi makro.

Selain itu, kata dia, penyebab lainnya adalah perang di sejumlah negara. Di mana dampaknya banyak negara mengurangi ekspor pangannya, hingga kenaikan suku bunga. Eddi menggarisbawahi faktor kenaikan suku bunga.

Menurut dia, kenaikan suku bunga menjadikan capital cost dan opportunity cost naik. Eddi menuturkan, di tengah kenaikan suku bunga, investor di luar negeri lebih suka menyimpan uangnya di bank. "Jadi untuk mereka melirik investasi di aset startup yang berpotensi memberikan return tapi lebih riskan, mereka pikir dua kali," tutur Eddi.

Secara historis, Eddi menjelaskan, pendanaan ke perusahaan finansial teknologi atau fintech mulai agak melemah pada 2020-2021 ketika pandemi Covid-19. Pada 2022, jumlahnya sedikit naik usai penurunan alias rebound. Namun, Eddi tak membeberkan soal angka pastinya.

Pada dokumen yang dia tampilkan, terlihat tren pendanaan fintech di Indonesia adalah US$ 25 juta pada semester 1 2023. Nilai ini turun drastis pada periode yang sama di 2022 yang sebesar US$ 1.071 juta. Sementara itu, perbandingan rasio kenaikan jumlah deal pendanaan fintech Indonesia juga turun. Dari 1,1 kali pada periode 2021-2022, menjadi 0,3 kali pada semester 1 2022-semester 1 2023.

MOH KHORY ALFARIZI | AMELIA RAHIMA SARI

Pilihan Editor: Musim Dingin Startup akan Berlanjut di 2024, Apa Dampaknya?

Berita terkait

OJK Cabut Izin Usaha Fintech TaniFund, Begini Kronologi Lengkapnya

1 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha Fintech TaniFund, Begini Kronologi Lengkapnya

OJK akhirnya mencabut izin usaha fintech peer to peer (P2P) lending PT Tani Fund Madani Indonesia (TaniFund). Bagaimana kronologi lengkapnya?

Baca Selengkapnya

Perusahaan Rintisan Ini Terjemahkan Manga Jepang dengan AI, Bagaimana Cara Kerjanya?

1 hari lalu

Perusahaan Rintisan Ini Terjemahkan Manga Jepang dengan AI, Bagaimana Cara Kerjanya?

Startup Jepang, Orange, memakai AI untuk alih bahasa berbagai manga atau komik ke dalam berbagai bahasa. Salah satu upaya menangkal pembajakan.

Baca Selengkapnya

Startup Logistik Ini Boyong Teknologi Pendingin Canggih ke Indonesia, Mampu Kelola 4 Jenis Suhu

2 hari lalu

Startup Logistik Ini Boyong Teknologi Pendingin Canggih ke Indonesia, Mampu Kelola 4 Jenis Suhu

Coldspace meluncurkan teknologi pendingin hybrid untuk pabrik bahan makanan di Srengseng,Jakarta Barat. Diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

3 hari lalu

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

Startup manajemen restoran dan waralaba kuliner dalam negeri, Runchise, memperoleh pendanaan segar sebesar US$1 juta atau sekitar Rp 16 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

4 hari lalu

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

Presiden Jokowi mengharapkan pembukaan IDHT memperkuat ekosistem digital lokal.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

12 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

13 hari lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

17 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

17 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

17 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya