Kemenperin Turunkan Tim Investigasi Usut Ledakan Tungku Smelter di Morowali
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 25 Desember 2023 10:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menurunkan tim investigasi atas meledaknya tungku smelter di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), yang merupakan salah satu tenant di Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, mengucapkan rasa dukanha terhadap korban indiden ledakan ini. Dia berharap, perusahaan memenuhi hak-hak ksryawan yang menjadi korban.
"Pemerintah termasuk Kemenperin akan mengirim tim ke lokasi," ujar Febri, sapaannya, dalam keterangan resmi pada Ahad, 24 Desember 2023.
Oleh karena itu, kata dia, Kemenperin berkoordinasi secara proaktif dengan PT ITSS dan pihak-pihak bersangkutan untuk menangani kecelakaan kerja. "Hasil inspeksi dari tim investigasi tersebut, selain untuk mengetahui penyebab musibah di PT ITSS, juga dapat menjadi evaluasi dari perusahaan untuk lebih baik lagi dalam pengawasan dan pengendalian terkait penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)," ucap Febri.
Dengan begitu, dia menjelaskan, bisa diketahui standar operasi produksi atau SOP yang dijalankan perusahaan. Ini termasuk soal pekerja dan teknologi yang digunakan.
"Bagi Kemenperin, implementasi K3 sangat krusial untuk mencegah dan menekan angka kecelakaan kerja di sektor industri," ucap Febri.
Dia menuturkan, pelaksanaan K3 harus menjadi prioritas bagi dunia usaha di Indonesia. "Kami mengajak dan mendorong kepada sektor industri agar budaya K3 melekat pada setiap individu di perusahaan,” ujar Febri.
Ledakan terjadi saat proses perbaikan
<!--more-->
Kepala Divisi Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan, mengatakan hasil investigasi awal penyebab ledakan di PT ITSS adalah karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Ledakan terjadi saat proses perbaikan.
"Adapun di lokasi juga terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku. Akibatnya, ledakan petama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak,” ujar Dedy.
Dia menuturkan, tungku smelter nomor 41 yang terbakar awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan. Saat tungku itu tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi. Dinding tungku kemudian runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.
Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga meninggal. Dedy menyebut, hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan tidak ada tabung oksigen yang meledak.
Dia mengklaim, hingga pukul 16.15 WITA, situasi di lokasi kejadian sudah terkendali. Jumlah korban meninggal yang terkonfirmasi sebanyak 13 orang, terdiri dari 9 pekerja Indonesia dan 4 pekerja asal Tiongkok.
Sementara sebanyak 46 korban terluka, umumnya karena terkena uap panas. Sebanyak 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi oleh Klinik IMIP, dan 5 orang rawat jalan.
Dedy menuturkan, manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pascakecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. "Kami juga telah menyerahkan 1 jenazah korban kepada keluarga korban," jelas Dedy.
Pilihan editor: Hari Ini Kemnaker Turunkan Tim Pengawas ke Lokasi Ledakan Tungku Smelter Morowali