Sri Mulyani Ungkap Penyebab Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melandai ke 4,94 Persen

Senin, 6 November 2023 19:57 WIB

Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 23 Oktober 2023. ANTARA/Mentari Dwi Gayati

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap penyebab melandainya pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berada di angka 4,94 persen pada kuartal III 2023.

“Jika dibandingkan dengan outlook yang selama ini disampaikan, dari sisi konsumsi yang dikeluarkan oleh BPS memang relatif lebih rendah dari yang kita ekspektasi,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers PDB Kuartal III 2023 serta Stimulus Fiskal di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, pada Senin, 6 November 2023.

Sri Mulyani menyebut, Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK memang menunjukkan angka yang tinggi, namun terjemahannya kepada konsumsi ternyata tidak setinggi yang diharapkan. Soal ini, Kemenkeu akan melihat lebih lanjut apa penyebab penurunan angka konsumsi tersebut.

“Ini perlu kita lihat. Apakah psikologis dengan kondisi El Nino, harga beras naik, dan berbagai faktor,” kata Sri Mulyani.

BPS sebelumnya mengumumkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III sebesar 5,06 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Pertumbuhan ini menurun jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal II 2023 yang mencapai 5,22 persen YoY.

Advertising
Advertising

Meskipun demikian, Sri Mulyani melihat pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal III 2023 meningkat cukup tinggi yaitu 5,7 persen. "Ini jauh lebih tinggi dibandingkan yang kita bayangkan."

Dalam pengumumannya, BPS juga mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 sebesar 4,94 persen secara yoy dan tumbuh 1,6 persen secara quartal to quartal (q to q). Sehingga, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,05 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2022 mencapai 5,73 persen.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adaninggar Widyasanti menuturkan pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2023 ini lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pola yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi kuartal III selalu lebih rendah dibanding kuartal II, kecuali pada 2020 atau ketika pandemi Covid-19.

"Namun dengan capaian pertumbuhan 4,94 persen yoy pada kuartal III tahun ini, ekonomi Indonesia terjaga solid dan tumbuh positif," kata Amalia.

YOHANES MAHARSO | RIRI RAHAYU

Pilihan Editor: Airlangga Soroti Situasi Geopolitik yang Tak Stabil: Baru Mulai Bernafas, Enggak Bisa Nafas Lagi

Berita terkait

Sri Mulyani Targetkan Anggaran Pendidikan 2025 Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Dana Makan Siang Gratis?

3 jam lalu

Sri Mulyani Targetkan Anggaran Pendidikan 2025 Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Dana Makan Siang Gratis?

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran dana pendidikan 2025 untuk penguatan mutu pendidikan

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan APBN 2025 untuk Prabowo-Gibran, Pertumbuhan 5,1 dan Defisit 2,45 Persen

9 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan APBN 2025 untuk Prabowo-Gibran, Pertumbuhan 5,1 dan Defisit 2,45 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyiapkan APBN 2025 untuk dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran dengan pertumbuhan 5,1 persen dan defisit 2,45 persen

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Serahkan Pokok Kebijakan APBN Transisi kepada DPR

11 jam lalu

Sri Mulyani Serahkan Pokok Kebijakan APBN Transisi kepada DPR

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyerahkan pokok kebijakan APBN 2025 kepada DPR dalam rapat paripurna hari ini.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

12 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

Samuel Sekuritas Indonesia menyebut IHSG masih kembali melemah pada sesi pertama hari ini. Sempat naik cukup tinggi di awal sesi, tapi ditutup melemah

Baca Selengkapnya

Jokowi: Kekurangan Air Bisa Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Hingga 6 Persen sampai 2050

14 jam lalu

Jokowi: Kekurangan Air Bisa Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Hingga 6 Persen sampai 2050

Presiden Jokowi mengatakan, secara ekonomi, kekurangan air bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen sampai 2050.

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

18 jam lalu

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Anggota DPR Pertanyakan Pabrik Smelter, Identitas Korban Pesawat Jatuh di BSD

20 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Anggota DPR Pertanyakan Pabrik Smelter, Identitas Korban Pesawat Jatuh di BSD

Politikus Partai Keadilan Sejahtera Mulyanto meminta pemerintah mengaudit seluruh smelter dan mengevaluasi tata kelola industri ini.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

2 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

2 hari lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

2 hari lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya