Kemenhub Tinjau Proyek MRT Jakarta Fase 2A, Pastikan Pembangunan Sesuai Target
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Kamis, 26 Oktober 2023 20:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan atau Kemenhub Risal Wasal memastikan pembangunan proyek mass rapid transit atau MRT Jakarta Fase 2A berjalan sesuai rencana. Hal itu disampaikan dalam tinjauan lapangan Tim DJKA beserta perangkat Kemenhub lainnya pada proyek MRT Jakarta Fase 2A, kemarin.
Risal mengatakan hingga Rabu, 25 Oktober 2023, progres pekerjaan MRT Jakarta Fase 2A sudah mencapai 27,27 persen. “Melihat kondisi progres hari ini, kami sangat optimistis MRT Jakarta Fase 2A sudah bisa dioperasikan secara bertahap pada 2027 hingga 2029,” ujar Risal lewat keterangan tertulis dikutip Kamis, 26 Oktober 2023.
Proyek MRT Jakarta Fase 2A terbagi menjadi ruas pekerjaan mencakup CP201 (Bundaran HI - Harmoni) dengan progres 63,36 persen. Sementara CP202 (Harmoni - Mangga Besar) progresnya 20,72 persen, dan CP203 (Mangga Besar - Kota) dengan progres 40,09 persen.
Total panjang keseluruhan proyek ini mencapai 5,8 kilometer dari Bundaran HI menuju Kota. Adapun jumlah stasiun yang akan dibangun pada proyek MRT Jakarta Fase 2A mencapai 7 stasiun. Di antaranya dari Stasiun Thamrin, Stasiun Monas (CP201), Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar (CP202), Stasiun Glodok, dan Stasiun Kota (CP203) dengan jarak antar stasiun sekitar 0,6-1 kilometer.
Pada kunjungan kali ini, rombongan Kemenhub meninjau pembangunan jalur dan stasiun pada paket pekerjaan CP201, termasuk Stasiun Thamrin. Stasiun ini nantinya akan menjadi stasiun terpanjang milik MRT Jakarta dengan panjang 440 meter dan memiliki 8 pintu masuk dan menjadi stasiun integrasi untuk koridor Timur-Barat dan Utara-Selatan.
Selanjutnya: Soal pelaksanaan proyek pembangunan, Risal mengakui....
<!--more-->
Soal pelaksanaan proyek pembangunan, Risal mengakui bahwa proyek MRT Jakarta Fase 2 ini memiliki tantangan yang tidak mudah. “Meski relatif pendek, ini cukup rumit sebab memiliki kondisi geografis yang lebih menantang dan banyak ditemukan artefak-artefak bersejarah serta benda-benda cagar budaya,” kata Risal.
Namun, dia mengapresiasi upaya tim MRT Jakarta beserta para kontraktor untuk mengatasi kondisi geografis dan menjaga aset bersejarah yang ditemukan di sekitar lokasi proyek. Menurut Risal, ini bisa menjadi percontohan untuk pekerjaan proyek perkeretaapian lainnya yang membutuhkan penanganan khusus, termasuk terkait pengelolaan limbah proyek.
Risal menjelaskan bahwa perlu dilakukan pula transfer ilmu mengenai penanganan limbah tanah dan konstruksi terowongan underground yang tidak mengganggu dan memberikan dampak kepada lingkungan sekitar.
“Penanganan pekerjaan terowongan itu dapat digunakan dalam pekerjaan sejenis pada proyek perkeretaapian ke depan seperti LRT Bali dan Urban Transport di IKN,” tutur Risal.
Di samping itu, Risal juga mengatakan mitigasi dan tanggap darurat banjir yang dilakukan selama pembangunan MRT Jakarta juga perlu dicontoh pelaksana proyek perkeretaapian lainnya. Setelah pekerjaan MRT Jakarta Fase 2A ini rampung, maka akan dilanjutkan dengan Fase 2B yang membentang dari kawasan Kota Tua menuju kawasan Ancol.
“Kami berharap proyek ini dapat selesai tepat waktu agar dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat,” ucap Risal.
Pilihan Editor: Soal Investor Wait and See di Tahun Politik, Kepala Otorita IKN: Kami Nggak Lihat Itu, Sudah Terukur