Ekonom Ini Perkirakan Balik Modal Kereta Cepat Whoosh 80 Tahun Sesuai Masa Konsesi
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Kamis, 19 Oktober 2023 15:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom, yang juga Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS), Yusuf Wibisono memperkirakan waktu balik modal dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Kereta Cepat Whoosh.
Dia menjelaskan bahwa proyek tersebut menelan biaya hingga sekitar US$ 7,2 miliar atau Rp 110 triliun, dengan 75 persen pembiayaan berasal dari utang Cina dan 25 persen dari ekuitas konsorsium.
Konsorsium tersebut adalah PT PIlar Sinergi BUMN Indonesia (PT PSBI). Konsorsium ini di dalamnya terdiri dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI sebagai lead consortium. Kemudian, PT Wijaya Karya (Persero) atau Wika, PT Jasa Marga (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara VIII atau PT PN VIII.
Menurut Yusuf, total utang proyek ini mencapai sekitar Rp 79 triliun dan dengan asumsi terkena bunga 3,4 persen untuk 30 tahun. “Maka cicilan pokok dan bunga utang ke Ciina dapat mencapai Rp 225 miliar per bulan,” ujar dia saat dihubungi pada Senin, 16 Oktober 2023.
Dengan asumsi harga tiket Rp 300 ribu dan penumpang mencapai 30 ribu orang per hari tercapai, kata dia, pendapatan per bulan kereta cepat hanya Rp 270 miliar. Menurut Yusuf, dalam jangka pendek - menengah sulit bagi PT Kereta Cepat Indonesia China atau PT KCIC mendapat pemasukan selain dari tiket.
Karena pendapatan non-tiket membutuhkan investasi baru yang tidak kecil. “Menjadi sulit untuk memperkirakan berapa panjang proyek ini akan balik modal,” tutur Yusuf.
Namun, dia melanjutkan, perkiraan yang paling realistis untuk masa balik modal ini adalah masa konsesi yang diminta oleh konsorsium. Awalnya konsorsium meminta masa konsensi proyek selama 50 tahun, tapi terakhir meminta perpanjangan masa konsesi hingga 80 tahun.
“Maka perkiraan masa balik modal proyek ini menurut saya ada di kisaran 80 tahun,” ucap Yusuf.
Selanjutnya: Sementara Direktur Utama PT KCIC....
<!--more-->
Sementara Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi alias Edo optimistis proyek kereta cepat bakal balik modal sebelum 40 tahun. "Ya sekitar itulah, 40 tahun," ujarnya di Stasiun Halim, Jakarta Timur, pada Selasa, 17 Oktober 2023.
Dia lalu membandingkan dengan proyeksi balik modal pada proyek kereta lainnya, seperti mass rapid transit atau MRT Jakarta dan light rail transit atau LRT Jabodebek. "Kalau kita lihat, MRT berapa sih? Engga beda, coba cek MRT Jakarta, apalagi KCIC lahan beli sendiri. Coba cek MRT lahan dibebaskan siapa, LRT lahan dibebaskan siapa," tutur Edo.
Edo pun menjelaskan, hitung-hitungan perkiraan balik modal itu tak lepas dari penetapan harga tiket yang dinamis oleh perusahaan. Hal ini juga telah diputuskan dan disetujui oleh seluruh pemegang saham perseroan.
Selain itu, dia juga mengatakan pendapatan PT KCIC juga tak cuma mengandalkan dari penjualan tiket. Selain itu, akan ada pemasukan dari biaya sewa oleh tenant dan juga sponsor yang berada di sekitar stasiun kereta cepat. Ada juga sejumlah proyek terkait yang saat ini masih dalam pertimbangan.
"Tinggal mutusin naming right, kita punya pertimbangan. Misal swasta yang engga terlalu terkait KCIC menawarkan harga lebih, pasti kita pertimbangkan," ujar Edo.
Dalam kesempatan yang sama, Dwiyana juga menyebut pengembangan Transit Orriented Development (TOD) yang akan dibangun di sekitar kawasan Stasiun Halim bakal turut berimbas positif. "Sekarang kita lagi beauty contest, mencari investor mana yang paling memberikan nilai tambah yang terbaik untuk perusahaan," kata dia.
MOH KHORY ALFARIZI | DEFARA DHANYA PARAMITHA
Pilihan Editor: Bank Indonesia Menaikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin menjadi 6 Persen