WTO Ungkap Peta Perdagangan Dunia Berubah karena Perang Ukraina

Rabu, 13 September 2023 11:25 WIB

Kantor WTO. Foto: WTO.org

TEMPO.CO, Jenewa - Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization atau WTO) melaporkan terjadinya pergeseran orientasi perdagangan dan investasi dunia mengikuti kebijakan geopolitik masing-masing negara. Pergeseran ini berlangsung sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 hingga sekarang.

Menurut World Trade Report 2023 yang diluncurkan WTO pada Selasa, 12 September 2023, perang di Ukraina telah membentuk dua blok hipotetis geopolitik, yakni blok pendukung dan penentang Rusia. Berdasarkan data, arus perdagangan antar blok geopolitik yang berbeda tumbuh 4-6 persen lebih lambat dibanding perdagangan intra blok geopolitik.

WTO tidak mengungkapkan nama-nama negara anggota blok, namun memberikan gambaran mengacu pada voting di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam voting di Sidang Umum PBB pada 24 Februari 2023, sebanyak 141 negara, termasuk Indonesia, mendukung resolusi perdamaian di Ukraina; 32 negara termasuk Cina abstain, dan 7 negara menolak.

Grafik yang dibuat WTO menunjukkan indeks perdagangan antar blok geopolitik yang berbeda terus turun sejak Maret 2022. Sebelum invasi Rusia, indeks perdagangan antar blok yang berbeda masih di atas 100. Namun, per November 2022, indeks telah turun ke posisi 90, sama dengan posisi Oktober 2021.

Pergeseran serupa terjadi pada investasi langsung asing (foreign direct investment atau FDI). Arus FDI menuju dan dari negara-negara berkembang maupun maju ke negara-negara mitra yang berbeda blok geopolitik melorot. Parahnya, penurunan FDI yang lebih dalam berlangsung di sektor-sektor strategis.

“Hubungan antara FDI, arus perdagangan, dan rantai pasok sangat erat. Tren perubahan arus FDI berdasarkan blok geopolitik dapat terjadi juga pada arus perdagangan dunia ke depan,” laporan itu menyebutkan.

Advertising
Advertising

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance, Tauhid Ahmad menuturkan, situasi yang terjadi dalam perdagangan dunia saat ini hampir sama dengan situasi ketika perang dunia II berlangsung. Kala itu, terbentuk blok barat dan blok timur, dengan pola perdagangan yang kurang lebih sama dengan yang terjadi sekarang.

Menurut dia, blok Rusia dan mitranya, Cina, semakin menguat, sehingga menghambat perdagangan global. Akibatnya, perdagangan dunia berpotensi menjadi tidak efisien karena biayanya meningkat lantaran perang tarif. “Sekarang menjadi otokritik bagi WTO, ketika isu geopolitik tidak terselesaikan, maka WTO dipertanyakan perannya untuk mengurangi efek geopolitik,” ucap dia.

Tauhid menuturkan, Indonesia juga tidak bisa terlepas dari dampak ketegangan geopolitik ini. Secara tidak langsung, kata dia, dominasi Cina dalam perdagangan ekspor dan impor Indonesia membuat pengaruh negara tersebut besar dalam pengambilan keputusan pemerintah.

Selanjutnya: Apalagi, di samping perdagangan, dominasi Cina...

Berita terkait

Akhir Pekan, Harga Emas Antam Tembus Rp 1.350.000 per Gram

21 jam lalu

Akhir Pekan, Harga Emas Antam Tembus Rp 1.350.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atauharga emas Antam melonjak ke level Rp 1.350.000 per gram dalam perdagangan akhir pekan, Sabtu, 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

1 hari lalu

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

Menteri Airlangga menyatakan IA-CEPA pada tahun 2020 telah berhasil menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

1 hari lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

1 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

1 hari lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

2 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

2 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya