SKK Migas: Hulu Migas Butuh Investasi USD 186,7 Miliar hingga 2030

Rabu, 6 September 2023 16:30 WIB

Proyek Belida Extension garapan SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco E&P Natuna Ltd. berhasil dirampungkan di penghujung 2022. SKK Migas menyatakanproyek yang berlokasi di Wilayah Kerja Blok B Laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau ini meningkatkan produksi gas nasional sebesar 30 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). Foto: Dok. SKK Migas

TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan investasi sebesar US$ 186,7 miliar atau sekitar Rp 2.800 triliun (kurs rupiah Rp 15.000 per dolar AS) masuk ke sektor hulu migas hingga tujuh tahun ke depan.

Kucuran dana ini dibutuhkan untuk memenuhi target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas bumi sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di 2030.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan dukungan investasi diperlukan agar kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan migas bisa dilakukan secara masif. Dia pun beranggapan iklim investasi sektor hulu migas Indonesia masih dapat terus diperbaiki melalui pemberian insentif dan perubahan kebijakan fiskal.

“Daya tarik investasi di sektor hulu migas di Indonesia sebenarnya sudah membaik, namun masih ada hal-hal yang harus terus diperbaiki,” kata Dwi Soetjipto melalui keterangan tertulis pada Rabu, 6 September 2023.

Berdasarkan data yang dikeluarkan SKK Migas, investasi di hulu migas terus mengalami kenaikan sejak 2021. Di tahun 2022, investasi sektor ini mencapai US$ 12,3 miliar atau naik 13 persen dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut tercatat 5 persen lebih tinggi dibanding pertumbuhan investasi global.

Advertising
Advertising

Sementara pada tahun ini, investasi hulu migas ditargetkan mencapai US$15,5 miliar atau naik 26 persen dibanding tahun lalu. Target tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan investasi global sebesar 6,5 persen dan Rencana Jangka Panjang (Long Term Plan/LTP) SKK Migas yang sebelumnya mematok target US$13 miliar.

Lebih lanjut, Dwi mengungkapkan bahwa saat ini penemuan cadangan migas baru serta persetujuan plan of development (POD) didominasi oleh gas bumi. Hal ini berimbas kepada pengembangan proyek baru sektor migas di masa depan akan lebih condong ke pengembangan gas bumi.

Di Indonesia, gas bumi merupakan bahan baku untuk berbagai industri vital seperti industri baja, keramik, pupuk, dan petrokimia. Dwi Soetjipto pun beranggapan gas bumi memiliki peran penting selama masa transisi menuju penggunaan energi baru terbarukan.

“Gas bumi memainkan peranan penting sebagai sumber energi primer selama masa transisi menuju penggunaan energi bersih melalui pencapaian target Net Zero Emission (NZE),” ujar dia.

Pada 2024, SKK Migas menargetkan investasi untuk pengembangan lapangan gas bumi sebesar US$8 miliar atau 50 persen dari target total investasi di sektor hulu migas yang mencapai US$16 miliar. Pada tahun-tahun berikutnya, nilai investasi gas ditargetkan terus mengalami kenaikan hingga mencapai US$12 miliar pada 2030.

Untuk mengimbangi target produksi gas bumi yang terus meningkat, Dwi Soetjipto mengatakan Indonesia perlu melakukan pemerataan infrastruktur. Menurutnya, ketersediaan infrastruktur akan membuat gas alam yang diproduksi bisa terserap secara optimal untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Saat ini, alokasi gas untuk domestik mencapai 65% dari total produksi gas. Jumlah ini, Dwi Soetjipto beranggapan, sesuai dengan kebutuhan pengguna gas domestik. “Seiring dengan peningkatan produksi gas di masa depan, tentu diharapkan ada pertumbuhan kapasitas industri pengguna gas sehingga gas dapat dimanfaatkan untuk dalam negeri,” kata Dwi Soetjipto.

Diketahui, beberapa proyek strategis nasional (PSN) produksi migas dijadwalkan sudah mulai beroperasi sebelum 2030, yakni Tangguh Train 3, Indonesia Deepwater Development (IDD), dan Abadi Masela. Ketiga proyek tersebut memiliki nilai investasi US$ 38,58 miliar dengan penambahan produksi minyak sebesar 65.000 barel per hari dan gas sebesar 3.644 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Sementara itu di sektor minyak, investasi terbesar adalah untuk pengeboran sumur pengembangan. Pada 2023, SKK Migas memperkirakan pengeboran sumur pengembangan dapat mencapai 919 sumur dan akan terus meningkat setiap tahunnya.

“Terus meningkatnya investasi di minyak, salah satunya adalah upaya untuk menahan laju decline rate dengan komitmen untuk bisa mencapai zero decline serta tambahan produksi dari proyek-proyek lapangan minyak,” ujar Dwi Soetjipto.

Meskipun begitu, Dwi mengungkapkan masih ada tantangan yang muncul di tengah tren kenaikan investasi hulu migas. Salah satunya adanya tuntutan untuk mengintegrasikan kegiatan usaha hulu migas dengan penerapan teknologi Carbon Capture Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS). “Masing-masing perusahaan migas juga mendapat target untuk mencapai Net Zero Emission,” kata Dwi.

SULTAN ABDURRAHMAN

Pilihan Editor: Pemboran 427 Sumur Pengembangan Selesai, SKK Migas Soroti Ketersediaan Rig

Berita terkait

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

9 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

12 jam lalu

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

PT Pertamina Trans Kontinental memulai operasional kapal Transko Moloko miliknya di perairan Malaysia.

Baca Selengkapnya

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

16 jam lalu

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

SKK Migas akan terus memantau pelaksanaan komitmen kerja pasti di Blok Corridor yang dikelola PT Medco Energi International Tbk. (MEDC),

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor Satu di Indonesia Sepanjang 2023

1 hari lalu

Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor Satu di Indonesia Sepanjang 2023

Tahun 2023 merupakan momentum penting bagi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam meneguhkan posisinya sebagai produsen minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

1 hari lalu

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

Personel Polres Bima Kota mengungkap kasus pengoplosan gas bersubsidi di Kelurahan Jatibaru Barat, Asakota, Bima, NTB

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

1 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Menghitung Cadangan Migas Kita, Menteri ESDM Optimistis Masih Berperan Hingga 2060

1 hari lalu

Menghitung Cadangan Migas Kita, Menteri ESDM Optimistis Masih Berperan Hingga 2060

Menteri ESDM Arifin Tasrif menegaskan bahwa sektor migas masih berperan penting, meskipun dunia berkomitmen untuk melakukan transisi energi bersih,

Baca Selengkapnya

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

1 hari lalu

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

Kementerian ESDM menyatakan sektor minyak dan gas atau migas di Indonesia masih menjanjikan.

Baca Selengkapnya