Harapan Erick Thohir soal Wacana Merger Garuda Indonesia, Pelita Air, dan Citilink

Reporter

Tempo.co

Jumat, 1 September 2023 20:10 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 31 Agustus 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga maskapai pelat merah yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Citilink Indonesia (Persero), dan PT Pelita Air Service (PAS) akan digabung alias merger menjadi satu. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan merger dilakukan sebagai sebagai upaya menekan biaya logistik.

"BUMN terus menekan logistic cost," kata Erick Thohir di acara Indonesia Cafetalk, dikutip dari siaran pers pada Selasa, 22 Agustus 2023.

Adapun, rencana merger tiga perusahaan penerbangan BUMN itu merupakan lanjutan dari program efisiensi BUMN yang sudah dilakukan sejak 2021. Sebelumnya, BUMN telah melakukan merger pada PT Pelabuhan Indonesia (Persero) alias Pelindo, dari yang semula empat perusahaan digabung menjadi satu perusahaan.

Harapan merger tiga maskapai BUMN

Dari hitung-hitungannya, kata Erick, penurunan biaya logistik bisa meringankan dunia bisnis. Selain itu, merger pada ketiga perusahaan penerbangan tersebut diharapkan mampu membuat industri penerbangan Indonesia semakin kuat.

Erick mencontohkan, merger Pelindo diresmikan dengan ditandatanganinya Akta Penggabungan empat BUMN Layanan Jasa Pelabuhan. Atas merger tersebut, biaya logistik Pelindo cukup menurun dari yang sebelumnya mencapai 23 persen, kini menjadi 11 persen.

Advertising
Advertising

Oleh karena itu, ia mendorong agar efisiensi terus menjadi agenda utama pada perusahaan-perusahaan milik negara. "Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," ujar Erick.

Upaya pertahankan Garuda

Selanjutnya, kata Erick, merger tiga maskapai plat merah juga merupakan upaya untuk mempertahankan Garuda Indonesia yang akhirnya selamat setelah nyaris dibubarkan. Menurut dia, Garuda Indonesia perlu dipertahankan karena merupakan maskapai flag carrier milik Indonesia.

Apalagi Erick menilai, Garuda diselamatkan melalui rangkaian restrukturisasi paling rumit dalam sejarah penyelamatan korporasi Indonesia. Saat Garuda Indonesia diperjuangkan, kata dia, di waktu yang sama telah dipersiapkan Pelita Air. Hal itu bertujuan agar Indonesia tetap memiliki flag carrier nasional jika Garuda Indonesia gagal diselamatkan.<!--more-->

Pesawat di Indonesia masih kurang

Lebih jauh, Erick juga mengungkap masih kurangnya pesawat di Indonesia. Erick menilai, Indonesia masih masih kekurangan sekitar 200 pesawat. Perhitungan itu diperoleh dengan membandingkan dengan Amerika Serikat (AS).

Erick menyebut, di negara Abang Sam tersebut, terdapat 7.200 pesawat yang melayani rute domestik, di mana ada 300 juta populasi dengan rata-rata pendapatan per kapita (GDP) US$ 40 ribu. Sementara di Indonesia terdapat 280 juta penduduk yang memiliki GDP US$ 4.700.

Artinya, kata Erick, Indonesia membutuhkan 729 pesawat. Padahal Indonesia baru memiliki 550 pesawat. "Jadi, perkara logistik kita belum sesuai," ucapnya.

Dengan demikian, sebagai upaya untuk mengurangi ketertinggalan jumlah pesawat tersebut, Menteri BUMN tersebut tidak menutup kemungkinan adanya penggabungan Pelita Air, Citilink, dan Garuda Indonesia.

Garuda tetap berdiri sendiri, Pelita dan Citilink dilebur

Terbaru, Erick menyatakan, dalam praktiknya, nanti Garuda Indonesia akan tetap berdiri sendiri seperti saat ini. “Garudanya sudah bagus, Citilink dan Pelitanya kita lebur,” katanya dalam Rapat Komisi VI DPR, Kamis, 31 Agustus 2023.

Erick pastikan tetap punya target pasar masing-masing

Dengan menggabungkan tiga maskapai pelat merah ini, Erick memastikan tiga perusahaan akan tetap mempunyai target pasar yang berbeda. Garuda memiliki target pasar untuk kelas premium, Pelita Air berfokus di ekonomi premium, dan Citilink dengan target pasar untuk low cost carrier (LCC).

“Jadi tidak kanibal, ya. Ini akan jadi complementary,” tuturnya.

Lebih jauh Erick menjelaskan bahwa Garuda dan Pelita Air dalam kondisi sehat dan baik. Sementara Citilink, perlu sedikit restrukturisasi, menurut dia, bukan berarti bakal menjadi suatu masalah karena akan ada upaya agar efektivitas penerbangan di Indonesia bisa terus terjaga.

Ia pun kembali menggarisbawahi alasan penggabungan tiga maskapai BUMN itu karena masih sedikitnya jumlah pesawat di Tanah Air.

"Suka atau tidak, pesawat di Indonesia memang memiliki jumlah yang belum cukup. Case-nya masih dibutuhkan untuk nambah pesawat. Jadi mendingan jadi satu, toh sama-sama milik pemerintah,” kata Erick Thohir.

ANDIKA DWI | AMELIA RAHIMA SARI | RIZKI DEWI AYU | IRMA AULIA IRAWAN

Pilihan Editor: Pengusaha Sebut Kendaraan Bermotor Penyumbang Polusi Udara Terbesar, Sarankan Kendaraan Listrik

Berita terkait

Bawa Cairan ke Dalam Pesawat Pahami Aturan 3-1-1

18 jam lalu

Bawa Cairan ke Dalam Pesawat Pahami Aturan 3-1-1

menurut Transportation Security Administration atau TSA wisatawan harus mengikuti aturan 3-1-1 saat membawa cairan dalam hand luggage di pesawat

Baca Selengkapnya

5 Tips Mengemas Barang Bawaan dengan Hand Luggage

18 jam lalu

5 Tips Mengemas Barang Bawaan dengan Hand Luggage

Tips mengemas barang bawaan dengan hand luggage bermanfaat bagi yang sering mengemas barang bawaaan berlebihan saat bepergiaan

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia: Penyebab Percikan Api Pesawat Pengangkut Calon Jemaah Haji Masih Diinvestigasi

1 hari lalu

Garuda Indonesia: Penyebab Percikan Api Pesawat Pengangkut Calon Jemaah Haji Masih Diinvestigasi

Salah satu tugas Garuda Indonesia adalah melakukan pemeriksaan serta perbaikan pesawat secara rutin dan regular.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

1 hari lalu

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

1 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Koruptor Pengadaan Lahan Bandara Ditangkap, YKKAP I Apresiasi Kejati Jawa Tengah

2 hari lalu

Koruptor Pengadaan Lahan Bandara Ditangkap, YKKAP I Apresiasi Kejati Jawa Tengah

Yayasan Kesejahteraan Karyawan Angkasa Pura I atau YKKAP I mengapresiasi Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah tangkap koruptor pengadaan lahan bandara.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Mempermudah Penumpang Beli Oleh-oleh Produk UMKM

2 hari lalu

Garuda Indonesia Mempermudah Penumpang Beli Oleh-oleh Produk UMKM

Maskapai Garuda Indonesia meluncurkan program 'Garuda Indonesia Oleh-Oleh' untuk mempromosikan produk UMKM

Baca Selengkapnya

Terkendala Gangguan Mesin, Garuda Indonesia Ganti Pesawat Calon Jemaah Haji

2 hari lalu

Terkendala Gangguan Mesin, Garuda Indonesia Ganti Pesawat Calon Jemaah Haji

Maskapai Garuda Indonesia mengganti pesawat calon jemaah haji Makassar karena ada gangguan pada mesin pesawat.

Baca Selengkapnya

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak Terbakar, Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda

2 hari lalu

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak Terbakar, Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda

Kemenag menyampaikan teguran keras kepada Garuda Indonesia atas insiden kerusakan pesawat yang mengangkut ratusan jemaah haji kloter lima.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong, Bicara Soal Target hingga Niat Belajar Bahasa Indonesia

2 hari lalu

Shin Tae-yong, Bicara Soal Target hingga Niat Belajar Bahasa Indonesia

Shin Tae-yong atau STY akan bertemu Erick Thohir guna membahas kontrak dalam waktu dekat

Baca Selengkapnya