LPEM UI Nilai UU Anti Deforestasi Jadi Cara Eropa Mengendalikan Harga Sawit

Jumat, 25 Agustus 2023 09:43 WIB

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Eddy Martono dalam diskusi Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan Sawit dan Kawasan Hutan di Bandung Barat, Rabu, 23 Agustus 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki kembali mengkritik Undang-undang (UU) Anti Deforestasi yang diterbitkan oleh Uni Eropa (EUDR). Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI, Eugenia Mardanugraha menilai aturan tersebut menjadi cara Uni Eropa mengendalikan harga sawit.

Menurutnya, regulasi yang mencegah impor produk-produk pertanian dan hutan terkait deforestasi ilegal tersebut tak lebih dari sekadar upaya Eropa menghambat kemajuan industri Indonesia, termasuk industri kelapa sawit.

"Dengan regulasi itu mereka berupaya mengendalikan harga sawit internasional,” kata Eugenia saat ditemui di kawasan Bandung Barat, 23 Agustus 2023.

Ia menjelaskan penguasaan pasar keuangan juga sangat menentukan prospek dan masa depan industri kelapa sawit Indonesia. Eugenia menilai masa depan industri sawit Indonesia pun ditentukan oleh siapa yang mengendalikan harga sawit internasional.

Karena itu, ia mengaku tak heran Uni Eropa menerbitkan UU Anti Deforestasi. Indonesia, tuturnya, harus menguasai pasar keuangan. Sebab tata kelola industri sawit saja tidak cukup. Ia menegaskan untuk membangun industri ini pun tidak bisa hanya dengan mengendalikan pasokan saja.

Advertising
Advertising

Semakin maju pasar keuangan atau bursa sawit Indonesia, menurut dia, Eropa, khususnya Belanda semakin kehilangan kekuatan untuk mengendalikan harga. Oleh karena itu, dia mendorong agar Indonesia membangun pasar keuangan sawit yang mapan dan mendukung iklim usaha industri. Sehingga dapat mengalahkan Belanda dan Malaysia.

"Yang jelas, beberapa dampak yang akan terjadi sebagai buntut penerapan regulasi itu, diantaranya adalah penurunan permintaan minyak sawit," kata dia.

Penurunan permintaan dapat mengakibatkan penurunan harga sawit dan meningkatkan harga minyak nabati lainnya. Ia mengungkapkan ekspor Indonesia dan potensi pendapatan dari pasar minyak sawit pun terpengaruh.

Dampak berikutnya adalah penyesuaian pasokan. Jika permintaan dari Uni Eropa menurun, menurutnya, produsen dan eksportir sawit Indonesia harus menyesuaikan produksi dan pasokan.

Pilihan Editor: Emisi Karbon di Hutan Amazon Melonjak saat Bolsonaro Berkuasa

Berita terkait

Kota di Eropa yang Paling Banyak Memiliki Destinasi untuk Pecinta Seni

2 hari lalu

Kota di Eropa yang Paling Banyak Memiliki Destinasi untuk Pecinta Seni

Sebuah penelitian menyusun daftar kota di Eropa yang memiliki banyak destinasi untuk penggemar seni

Baca Selengkapnya

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

3 hari lalu

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

Sepanjang tahun 2024, peluang melihat aurora borealis akan semakin meningkat di beberapa destinasi tertentu

Baca Selengkapnya

Hindari Kerumunan Wisatawan Ini Waktu Terbaik Mengunjungi Malaga

3 hari lalu

Hindari Kerumunan Wisatawan Ini Waktu Terbaik Mengunjungi Malaga

Waktu terbaik untuk menjelajahi Malaga adalah musim semi dan musim gugur, untuk hindari kerumunan musim panas.

Baca Selengkapnya

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

5 hari lalu

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional

Baca Selengkapnya

Kurangi Antrean yang Mengular, Bandara di Eropa Siap Terapkan FaceBoarding

9 hari lalu

Kurangi Antrean yang Mengular, Bandara di Eropa Siap Terapkan FaceBoarding

Penerapan FaceBoarding diharapkan mampu mengurangi jumlah antrean yang biasanya mengular di bandara

Baca Selengkapnya

Di Forum PBB, KLHK Menyampaikan Deforestasi Indonesia Turun Signifikan

10 hari lalu

Di Forum PBB, KLHK Menyampaikan Deforestasi Indonesia Turun Signifikan

Dalam forum PBB di New York, KLHK menyampaikan deforestasi netto Indonesia 2021-2022 sebesar 104 ribu ha, turun dari 113,5 ribu ha pada 2020-2021.

Baca Selengkapnya

10 Hidden Gem Buat Pecinta Kuliner di Eropa, Jarang Dikunjungi Turis

10 hari lalu

10 Hidden Gem Buat Pecinta Kuliner di Eropa, Jarang Dikunjungi Turis

Penelitian baru-baru ini yang menemukan hidden gem bagi pecinta kuliner di beberapa destinasi liburan di Eropa.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

12 hari lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

12 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

12 hari lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya