TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki rumah.

Hal ini diungkapkan Erick saat menghadiri acara akad massal kredit pemilikan rumah (KPR) BTN bertajuk "Sinergi Pemerintah Membangun Hunian" di Perumahan Puri Delta Tigaraksa, Kabupaten Tangerang pada Selasa, 8 Agustus 2023.

"Tadi Pak Dirjen (Kementerian PUPR) menyampaikan 12,7 juta keluarga masih mengharapkan punya rumah dan ini tertinggal. Data lainnya 81 juta milenial, anak muda itu belum punya rumah," kata Erick.

Ia pun berharap agar semua pihak, mulai dari pemerintah, BUMN, Perumnas, hingga sektor swasta dapat berkolaborasi dalam mendukung program pemerintah untuk menciptakan hunian bagi masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Erick juga mendorong Perumnas untuk membangun hunian vertikal. Hal ini lantaran kebanyakan wilayah Indonesia merupakan laut.

"Salah satu yang kita dorong Perumnas juga membangun kawasan terpadu tapi tidak landed, tidak rumah, tapi bertingkat," tuturnya.

Menurutnya, nanti di hunian tersebut dapat dilengkapi sejumlah fasilitas seperti tempat olahraga, kolam renang yang tertutup, klinik kesehatan, hingga tempat rekreasi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengungkapkan, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Pemerintah menargetkan peningkatan akses rumah layak huni dari 56 persen menjadi 70 persen pada 2024.

Iwan menerangkan, selama periode 2015-2022, angka capaian Program Sejuta Rumah (PSR) cukup memuaskan, yakni mencapai 7,98 juta unit.

"Sedangkan capaian tahun 2023 hingga bulan Juli sebanyak 480.438 unit,” kata Iwan.

Adapun acara Akad Massal Serentak KPR BTN ini merupakan bagian dari rangkaian acara Peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) 2023. Acara ini dilaksanakan serentak di seluruh kantor cabang BTN se-Indonesia.

Akad dilakukan pada 10.000 unit rumah di seluruh Indonesia, sedangkan khusus di perumahan Puri Delta Tigaraksa sebanyak 201 unit.

Pilihan Editor: Dukung Kebijakan Larangan Barang Impor, Tokopedia: Kami Tidak Ada Penjual Asing