Ekonom Sebut Pemerintah Perlu Antisipasi Inflasi Pangan saat El Nino, Bapanas: Aman

Reporter

Tempo.co

Selasa, 1 Agustus 2023 15:54 WIB

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kanan) meninjau pembongkaran beras impor asal Vietnam milik Perum Bulog di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 16 Desember 2022. Perum Bulog mengimpor 5.000 ton beras asal Vietnam yang dialokasikan untuk pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dilakukan secara bertahap sehingga sampai Desember 2022 total importasi beras sebanyak 200.000 ton. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan inflasi tahunan terus menurun sepanjang paruh kedua 2023. Inflasi diperkirakan masih dalam kisaran target lantaran harga pangan yang terkendali dan ada efek dasar yang tinggi dari penyesuaian harga BBM bersubsidi tahun sebelumnya.

"Tapi El Nino dan cuaca ekstrem menghadirkan tantangan dan dampaknya terhadap inflasi pangan perlu diantisipasi dengan hati-hati," kata Faisal dalam keterangan tertulisnya kepada Tempo, Senin, 31 Juli 2023.

Pemerintah mesti kelola harga dan pasokan pangan secara efektif

Meski memperkirakan inflasi 2023 berada di kisaran 3,60 persen, Faisal mengatakan inflasi bisa ditekan menjadi 3 persen pada akhir 2023. Syaratnya, kata dia, pemerintah mesti berhasil mengelola harga dan pasokan pangan secara efektif.

Sementara itu, untuk inflasi indeks harga konsumen (IHK) bulan Juli ini, Faisal memperkirakan ada kenaikan musiman. Dari sebelumnya sebesar 0,14 persen pada Juni menjadi 0,21 persen pada Juli. Potensi peningkatan tersebut, kata Faisal, didorong inflasi pendidikan karena tahun ajaran baru dimulai.

"Tapi kami perkirakan inflasi makanan tetap pada tingkat terkendali selama periode ini."

Advertising
Advertising

Adapun jika dilihat dari tren keseluruhan untuk tujuh bulan pertama tahun ini, Faisal memproyeksikan inflasi year to date (ytd) menjadi 1,45 persen. "Lebih rendah dari 3,85 persen ytd yang tercatat pada Januari-Juli 2022," ujarnya.<!--more-->

Inflasi tahunan untuk Juli diperkirakan sesuai kisaran target BI

Lebih lanjut, Faisal mengatakan inflasi tahunan untuk Juli 2023 diperkirakan sesuai kisaran target Bank Indonesia, yakni sebesar 2 hingga 4 persen. Dia memperkirakan inflasi IHK tahunan melanjutkan penurunannya dari 3,52 persen yoy pada Juni 2023 menjadi 3,08 persen yoy pada Juli.

Faisal menyebut potensi penurunan IHK tahunan ini disebabkan high-base effect akibat kenaikan inflasi yang tercatat pada Juli, serta didorong kenaikan harga BBM dan LPG nonsubsidi. Selain itu, tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga di atas 3.500 VA.

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan akan terus menurun dari 2,58 persen yoy di Juni 2023 menjadi 2,50 persen yoy di Juli 2023. "Namun, penurunan ini mungkin lebih disebabkan oleh inflasi inti makanan daripada melemahnya permintaan," kata Faisal.

Pasalnya, harga pangan dan biaya input dari sisi penawaran cenderung menurun. "Kami mengamati bahwa permintaan tetap kuat, didukung oleh mobilitas publik yang membaik,' ujar dia.

Kepala Bapanas: stok pangan strategis kita aman

Secara terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan stok pangan strategis nasional aman menjelang puncak El Nino. Fenomena tersebut diprediksi mencapai puncaknya pada Agustus-September.

"Mengenai stok pangan, yang pertama, sampai dengan akhir 2023 nanti, stok pangan strategis kita aman," kata Arief dalam diskusi FMb9ID secara virtual pada Senin, 31 Juli 2023.

Mengenai beras, dia membeberkan Bapanas telah meminta Perum Bulog untuk menyerap sebanyak 2,4 juta ton. Serapan Bulog pada tahun lalu 990 ribu ton, sedangkan tahun ini 2,4 juta ton.<!--more-->

Bapanas utamakan produksi beras dalam negeri

Oleh sebab itu, Bapanas berupaya mengutamakan beras produksi dalam negeri. Caranya dengan menjaga harga di tingkat petani dan di hilir.

Menurut Arief, hal tersebut mempengaruhi daya beli masyarakat. Dengan begitu, dia menilai inflasi bisa terjaga dengan baik.

"Kalau kita lihat cadangan pangan kita terus meningkat. Sebelumnya hanya 200 ribu-300 ribu ton, 750 ribu ton, hari ini sudah 800 ribu ton," kata dia.

Bapanas lakukan bantuan pangan

Dalam tiga bulan terakhir, kata dia, Bapanas juga melakukan bantuan pangan. Bantuan itu berupa beras untuk 21,3 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat), dimana setiap keluarga akan mendapatkan 10 kilogram beras setiap bulan selama tiga bulan.

Dia menyebut, program ini akan dilanjutkan untuk periode Oktober-Desember dengan sasaran dan jumlah bantuan yang sama. Sedangkan untuk produk lain selain beras, dia mengklaim Bapanas telah melakukan mitigasi.

Arief menjelaskan, beberapa produk yang bisa diperpanjang umur simpannya, seperti daging ayam dan daging ruminansia, pihaknya telah menyetok lebih awal dengan menggunakan cold storage.

"Nah, di sini kita juga akan pastikan bahwa kebutuhan kita sekitar 700 ribu ton itu juga ter-secure dengan baik," tutur dia.

RIRI RAHAYU

Pilihan Editor:

Berita terkait

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

20 jam lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

2 hari lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

2 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

3 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

3 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

3 hari lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

3 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

4 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya