Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 31 Juli 2023 14:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan inflasi tahunan terus menurun sepanjang paruh kedua 2023. Inflasi diperkirakan masih dalam kisaran target lantaran harga pangan yang terkendali dan ada efek dasar yang tinggi dari penyesuaian harga BBM bersubsidi tahun sebelumnya.
"Tapi El Nino dan cuaca ekstrem menghadirkan tantangan dan dampaknya terhadap inflasi pangan perlu diantisipasi dengan hati-hati," kata Faisal dalam keterangan tertulisnya kepada Tempo, Senin, 31 Juli 2023.
Meski memperkirakan inflasi 2023 berada di kisaran 3,60 persen, Faisal mengatakan inflasi bisa ditekan menjadi 3 persen pada akhir 2023. Syaratnya, kata dia, pemerintah mesti berhasil mengelola harga dan pasokan pangan secara efektif.
Sementara itu, untuk inflasi indeks harga konsumen (IHK) bulan Juli ini, Faisal memperkirakan ada kenaikan musiman. Dari sebelumnya sebesar 0,14 persen pada Juni menjadi 0,21 persen pada Juli.
Potensi peningkatan tersebut, kata Faisal, didorong inflasi pendidikan karena tahun ajaran baru dimulai. "Tapi kami perkirakan inflasi makanan tetap pada tingkat terkendali selama periode ini."
Inflasi Juli 2023 diperkirakan sesuai kisaran target Bank Indonesia
<!--more-->
Adapun jika dilihat dari tren keseluruhan untuk tujuh bulan pertama tahun ini, Faisal memproyeksikan inflasi year to date (ytd) menjadi 1,45 persen. "Lebih rendah dari 3,85 persen ytd yang tercatat pada Januari-Juli 2022," ujarnya.
Lebih lanjut, Faisal mengatakan inflasi tahunan untuk Juli 2023 diperkirakan sesuai kisaran target Bank Indonesia, yakni sebesar 2 hingga 4 persen. Dia memperkirakan inflasi IHK tahunan melanjutkan penurunannya dari 3,52 persen yoy pada Juni 2023 menjadi 3,08 persen yoy pada Juli.
Faisal menyebut potensi penurunan IHK tahunan ini disebabkan high-base effect akibat kenaikan inflasi yang tercatat pada Juli, serta didorong kenaikan harga BBM dan LPG nonsubsid. Selain itu, tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga di atas 3.500 VA.
Sementara itu, inflasi inti diperkirakan akan terus menurun dari 2,58 persen yoy di Juni 2023 menjadi 2,50 persen yoy di Juli 2023. "Namun, penurunan ini mungkin lebih disebabkan oleh inflasi inti makanan daripada melemahnya permintaan," kata Faisal.
Pasalnya, harga pangan dan biaya input dari sisi penawaran cenderung menurun. "Kami mengamati bahwa permintaan tetap kuat, didukung oleh mobilitas publik yang membaik,' ujar dia.
Pilihan editor: Bantuan Pangan Beras Diperpanjang Oktober-Desember, Bapanas: Menjaga Daya Beli dan Inflasi