Kata Jokowi, Pertamina, dan Pengamat soal LPG 3 Kg Langka di Berbagai Daerah
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Selasa, 25 Juli 2023 12:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Liquefied Petroleum Gas alias LPG 3 Kg dikabarkan langka di beberapa daerah seperti di Magetan, Banyuwangi, dan sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Pada 2023, pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi LPG 3 Kg hingga Rp 117,85 triliun.
Adapun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Pertamina Persero telah melakukan registrasi atau pendataan pengguna LPG 3 Kg ke dalam sistem berbasis web, sebagai bagian dari Program Pendistribusian LPG 3 Kg Tepat Sasaran. Per 1 Januari 2024, hanya masyarakat terdata yang bisa memperoleh LPG 3 Kg.
Menanggapi kelangkaan LPG 3 Kg ini, sejumlah pihak buka suara.
Jokowi: diperebutkan di lapangan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan alasan kelangkaan gas LPG bersubsidi di masyarakat. Menurut Jokowi, saat ini gas yang hanya diperuntukkan masyarakat miskin itu diperebutkan oleh banyak pihak.
"LPG itu, terutama yang bersubsidi, ini memang diperebutkan di lapangan. Dan itu hanya untuk yang kurang mampu. Itu yang harus digarisbawahi," ujar Jokowi dalam keterangannya seperti disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 24 Juli 2023.
Saat ditanya penyebab pasti dari kelangkaan tersebut, Jokowi tak bisa menjelaskan secara rinci. Ia mengatakan hal tersangka merupakan urusan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Jadi mengenai kelangkaan, nanti biar Pak BUMN yang jawab, karena ini menyangkut Pertamina di bawah beliau (Erick), ya. Tanyakan," kata Jokowi.<!--more-->
Pertamina: penyaluran sudah over
Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menilai, penyaluran LPG 3 Kg telah sesuai dengan kuota yang diberikan pemerintah.
"Terkait LPG, kami sudah cek ke lokasi yang disebutkan contohnya Banyuwangi, Jawa Timur, ada juga wilayah Sumatera," kata Irto saat ditemui di SPBU MT Haryono, Jakarta Selatan pada Senin, 24 Juli 2023. "Secara prinsip, kami akan salurkan sesuai dengan kuota yang diberikan oleh pemerintah."
Dia menjelaskan, ada 8 juta metrik ton LPG 3 kg yang akan disalurkan di tahun 2023. Menurut Irto, penyaluran LPG saat ini sudah over atau berlebihan.
"Saat ini juga penyaluran sudah over. Di beberapa lokasi kita lihat sudah beberapa yang over, tapi tetap kita salurkan."
Meski begitu, Pertamina akan tetap menyalurkan elpiji subsidi tersebut jika ada kelangkaan di daerah. "Bila memang nanti diperlukan tambahan, kita akan kucurkan (LPG 3 Kg), seperti di Banyuwangi juga ada operasi pasar. Mudah-mudahan tidak ada kelangkaan," ujar Irto
Pengamat: pertamina harus berani mengubah sistem distribusi
Di sisi lain, Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyebut migrasi konsumen LPG non subsidi ke LPG subsidi menjadi salah satu penyebab kelangkaan LPG 3 kg di pasaran. "Ini terjadi karena penggunaan sistem distribusi yang diterapkan Pertamina adalah sistem distribusi terbuka," kata Fahmy melalui keterangan tertulis kepada Tempo, Senin malam, 24 Juli 2023.
Ihwal distribusi LPG 3 kg, menurut Fahmy, dalam sistem distribusi terbuka konsumen yang tidak berhak mendapat subsidi bisa membeli LPG 3 kg bersubsidi tanpa ada sanksi. LPG 3 kg pun menjadi rebutan, sehingga menyulut kelangkaan yang berujung pada kenaikan harga. Dalam hal ini, masyarakat miskin yang terkena dampaknya.
"Pertamina harus berani mengubah sistem distribusi terbuka menjadi sistem distribusi tertutup agar LPG bersubsidi diperuntukkan hanya untuk rakyat miskin yang berhak memperoleh subsidi," ujar Fahmy.
Pertamina, lanjut Fahmy, dapat menggunakan data dari Kementerian Sosial yang selama ini digunakan sebagai basis penyaluran bantuan langsung tunai (BLT)."Tanpa keberanian Pertamina mengubah sistem menjadi sistem tertutup, jangan harap kelangkaan dan kenaikan LPG 3 kg bersubsidi dapat diatasi," tutur Fahmy.
M JULNIS FIRMANSYAH | AMELIA RAHIMA SARI | RIRI RAHAYU | AMY HEPPY
Pilihan Editor: Bappebti Sebut Nilai Transaksi Kripto Turun Tahun Ini, Prediksi Rebound Tahun Depan