Sri Mulyani Sebut Kondisi Ekonomi Global 2023 Lebih Buruk dari 2022, Ini Sebabnya

Senin, 10 Juli 2023 15:46 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 27 Maret 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa dari transaksi mencurigakam senilai Rp 349 triliun, hanya Rp 3,3 triliun saja yang berkaitan dengan pegawai Kemenkeu. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa situasi perekonomian global tahun ini lebih buruk dibandingkan tahun 2022. Dia membeberkan beberapa masalah yang dihadapi dunia, mulai dari dari geopolitik hingga rantai pasok.

"Kita semua memahami pemulihan ekonomi 2023 tidak mudah di seluruh dunia," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran, di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Senin, 10 Juli 2023.

Bendahara negara menjelaskan, saat pandemi Covid-19 mulai mereda, dunia dihadapkan dengan situasi distrupsi rantai pasok. Alasannya karena permintaan tidak mampu tercukupi oleh produsen. Ditambah lagi, perang Rusia dan Ukraina yang memperburuk situasi dan mendorong inflasi dunia menanjak.

Bahkan, kata Sri Mulyani, negara-negara maju mengambil langkah kenaikan suku bunga acuan. Sehingga dampaknya menimbulkan gejolak di pasar keuangan. Situasi ini juga dijelaskan melalui proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2023 oleh beberapa lembaga internasional.

“IMF, World Bank dan OECD semua menunjukkan tren pelemahan yang signifikan pada tahun 2023 dibanding 2021 dan 2022," ucap Sri Mulyani.

Advertising
Advertising

Menurut dia, pelemahan global juga tergambar dari sisi perdagangan yang tidak lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Dia menyebutkan pada tahun ini diperkirakan hanya 2,4 persen, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 5,1 persen.

“Pelemahan global trade ini yang harus diantisipasi. Karena akan mempengaruhi kinerja ekonomi Indonesia,” tutur Sri Mulyani.

Dari sisi inflasi, dia berujar, tren-nya memang sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, bagi negara maju, level inflasi tersebut masih cukup tinggi.

Sri Mulyani mencontohkan negara seperti Amerika Serikat yang sebesar 4 persen. Padahal, kata dia, biasanya Negeri Paman Sam itu inflasinya hanya berkisar 1-2 persen saja. "Inflasi di berbagai negara maju yang biasanya kisaran angka 2 persen,” kata Sri Mulyani.

Pilihan Editor: KPK Minta Kemenkeu Evaluasi Pengawasan Internal Buntut Kasus Rafael Alun, Ini Komentar Stafsus Sri Mulyani

Berita terkait

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

2 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

3 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

3 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

1 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

1 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya