Amerika Serikat, China, Inggris dan Uni Eropa Siap Larang Mobil BBM Pada 2035, Apa Kata Luhut?

Selasa, 27 Juni 2023 08:23 WIB

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengisi daya mobil listrik didampingi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menkominfo Johnny G Plate, dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) The Apurva Kempinski Bali, Selasa, 30 Agustus 2022. Kunjungan itu dilakukan Wapres Ma'ruf Amin untuk memastikan kesiapan SPKLU PLN yang akan digunakan untuk mengisi daya kendaraan listrik saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat, China, Inggris dan beberapa negara di Uni Eropa telah mengumumkan rencana untuk melarang penjualan mobil BBM atau berbahan bakar minyak pada 2035.

Gubernur California Gavin Newsom mengatakan pada Kamis 25 Agustua 2022 lalu, rencana tersebut menjadi langkan konkret menjadikan California sebagai negara yang ramah lingkungan dan bebas asap karbon. Dengan aturan tersebut, 35 persen penjualan mobil di California pada 2026 akan akan dikontribusi oleh kendaraan listrik seperti plug-in hybrid electric (PHEV), atau sel berbahan bakar hidrogen.

Peraturan tersebut akan berlaku untuk 68 persen penjualan kendaraan pada tahun 2030, hingga ditetapkan 100 persen pada tahun 2035. "Ini adalah momen bersejarah bagi California, bagi negara-negara bagian tetangga kami, dan bagi dunia saat kami menetapkan jalan menuju masa depan nol emisi," kata Liane Randolp Presiden California Air Resources Board (CARB), dikutip dari BBC.

Langkah ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan. Namun, Indonesia tampaknya masih mempertimbangkan langkah ini dengan hati-hati.

Langkah-langkah yang diambil oleh ketiga negara dan negara-negara Eropa lainnya dalam melarang penjualan mobil berbahan bakar minyak menjadi sorotan dunia. Negara-negara tersebut berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghadapi perubahan iklim dengan mendorong adopsi kendaraan listrik dan ramah lingkungan.

Advertising
Advertising

Amerika Serikat, China, Inggris dan negara-negara Uni Eropa sebagai kekuatan ekonomi terbesar di dunia, memiliki dampak yang signifikan dalam mengarahkan industri otomotif ke masa depan yang lebih berkelanjutan. Namun di Indonesia langkah ini masih dalam tahap pertimbangan.

Indonesia belum siap

Dalam sebuah pernyataan saat ditemui awak media usai acara konferensi pers International and Indonesia CCS Forum 2023, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menkomarinves, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa pemerintah akan menghambat pembelian mobil berbahan bakar minyak sebagai langkah untuk mendorong peralihan ke kendaraan listrik atau moda transportasi yang lebih ramah lingkungan.

"Kami juga secara bertahap akan mulai mempersulit ya, (dalam) tanda kutip, mobil-mobil combustion sehingga dengan demikian, air quality Jakarta bisa lebih baik. Sehingga keluarga kita akan mendapat air quality seperti mungkin di negara tetangga kita," kata Luhut, Senin 12 Juni 2023.

Luhut menambahkan, pembatasan juga dapat mendorong pembelian mobil listrik ke depannya. Ia bahkan menargetkan 10 persen mobil di Indonesia pada 2030 mendatang adalah mobil listrik.

"Kendaraan listrik tidak hanya berbicara kendaraannya saja, tapi seluruh ekosistem pendukungnya. Kita mau 10 persen nanti populasi dari EV ini sudah terjadi di 2030," katanya.

Alasan di balik kebijakan ini dapat bervariasi. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan adalah kesiapan infrastruktur dan teknologi untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

Butuh pengembangan lebih lanjut

Meskipun pemerintah telah mengumumkan langkah-langkah untuk mendorong adopsi kendaraan listrik, seperti insentif fiskal dan pengembangan infrastruktur pengisian baterai, masih diperlukan waktu untuk membangun ekosistem yang memadai.

Selain itu, biaya kendaraan listrik saat ini juga masih relatif tinggi dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak, yang menjadi tantangan tersendiri dalam mempercepat adopsi.

Meskipun demikian, langkah pemerintah untuk mempersulit pembelian mobil berbahan bakar minyak dapat menjadi dorongan bagi masyarakat untuk mempertimbangkan kendaraan listrik atau alternatif lain yang lebih ramah lingkungan. Hal ini juga sejalan dengan komitmen global Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Pada akhirnya, langkah yang akan diambil Indonesia terkait melarang penjualan mobil berbahan bakar minyak pada 2035 masih menjadi pertanyaan.

Meskipun Luhut menyatakan niat untuk mempersulit pembelian mobil berbahan bakar minyak, masih diperlukan kebijakan yang lebih konkret dan komprehensif untuk mendorong transisi ke kendaraan ramah lingkungan.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan kendaraan yang signifikan memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi perubahan ini. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, produsen mobil, dan masyarakat untuk menciptakan infrastruktur yang memadai, kebijakan yang mendukung, dan kesadaran akan pentingnya menggunakan kendaraan ramah lingkungan.

MUHAMMAD RAFI AZHARI I ERWAN HARTAWAN I SDA

Pilihan Editor: Menko Luhut Binsar Pandjaitan Siap Persulit Pembelian Kendaraan Berbasis BBM

Berita terkait

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

12 menit lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan untuk IKN Tidak Terburu-buru dan Melanggar HAM: Semua Diganti

1 jam lalu

Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan untuk IKN Tidak Terburu-buru dan Melanggar HAM: Semua Diganti

Pemerintah akan menggusur warga di area 2.086 hektare lahan untuk proyek IKN. Ganti rugi dan tempat relokasi disiapkan.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

16 jam lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

Luhut Puas Tactical Floor Game Pengamanan Tamu VVIP WWF ke-10 Bali

17 jam lalu

Luhut Puas Tactical Floor Game Pengamanan Tamu VVIP WWF ke-10 Bali

Luhut berharap pelaksanaan WWF dengan jumlah peserta yang tercatat lebih 30.000 dari 148 negara itu dapat berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

18 jam lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

22 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

1 hari lalu

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

Luhut mengatakan permasalahan industri budidaya udang di Indonesia disebabkan banyaknya aturan yang tumpang tindih dan tidak terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

1 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

1 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya