Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Rabu, 21 Juni 2023 10:44 WIB

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Penurunan harga komoditas ini terjadi di tengah kekhawatiran prospek permintaan minyak yang lebih lambat di Cina, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, dan kekecewaan dengan besarnya pemotongan suku bunga pinjamahttps://www.tempo.co/tag/harga-minyak-mentahn utama Cina.

Sebagai gambaran, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun US$ 1,28 atau 1,78 persen ke level US$ 70,5 per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak WTI yang lebih aktif untuk pengiriman Agustus, yang akan segera menjadi bulan depan AS, turun 1 persen menjadi US$ 71,93 per barel.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus anjlok US$ 0,71 atau sekitar 0,93 persen ke US$ 75,9 per barel di London ICE Futures Exchange.

"Minyak terkunci pada apa saja dan segala sesuatu yang berkaitan dengan Cina. Minggu ini, pedagang energi melihat pelemahan minyak muncul karena upaya stimulus yang mengecewakan," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.

Adapun penurunan harga minyak di antaranya karena ada kekhawatiran baru atas permintaan pada Selasa lalu. Hal ini terjadi setelah harga minyak mencatat pertumbuhan substansial dalam dua sesi sebelumnya karena ekspektasi kebijakan stimulus dari Cina.

Advertising
Advertising

Tak hanya itu, Minyak WTI juga jeblok karena para pedagang bereaksi terhadap keputusan Cina untuk memangkas suku bunga jangka panjang. Hal tersebut disampaikan oleh analis pemasok informasi pasar FX Empire, Vladimir Zernov.

Ia menyebutkan pemotongan suku bunga pinjaman 5 tahun Cina dari 4,3 persen menjadi 4,2 persen sejalan dengan ekspektasi analis. Padahal, para pedagang ingin melihat pemangkasan suku bunga yang lebih agresif.

Adapun Kepala Investasi di UBS Global Wealth Management, Mark Haefele, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina akan terus membaik. Bahkan, negara tersebut mungkin memiliki beberapa stimulus yang akan membantu mengembalikan sisi permintaan pada paruh kedua tahun ini.

"Jika ekonomi global, selain Cina, terus bertahan lebih baik dari yang diperkirakan, itu juga akan mendukung permintaan hingga paruh kedua tahun ini," ujar Haefele kepada Xinhua.

ANTARA

Pilihan Editor: Harga Minyak Jatuh, Tertekan Prospek Kenaikan Suku Bunga The Fed

Berita terkait

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

9 jam lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

14 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

22 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

23 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

1 hari lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

1 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

2 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

3 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

3 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

3 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya