Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Dolar AS bergerak sedikit lebih tinggi terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi 10 Juni 2023 WIB), rebound dari posisi terendah dua minggu ketika pasar menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS dan keputusan suku bunga Federal Reserve.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, terkerek 0,20 persen menjadi 103,5549 pada akhir perdagangan.
Dengan tidak adanya data ekonomi yang dijadwalkan untuk Jumat 9 Juni 2023, pasar umumnya memperkirakan The Fed untuk mempertahankan status quo dalam pertemuan keputusan yang akan datang minggu depan.
Pejabat Federal Reserve telah memasuki periode blackout sebelum keputusan, dan pasar percaya bahwa Ketua Fed Powell tampaknya cenderung mempertahankan status quo minggu depan tetapi akan menekankan bahwa tindakan pengetatan belum berakhir.
Namun, analis Citigroup Veronica Clark, yang pertama memprediksi kenaikan suku bunga oleh bank sentral Kanada (BoC) minggu ini dalam survei Bloomberg, menunjukkan bahwa pengalaman Kanada agak mirip dengan kisah peringatan tentang penghentian kenaikan suku bunga Fed.
Perkiraan dasar Citigroup adalah bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin minggu depan.
Selanjutnya: Amerika Serikat dijadwalkan akan merilis data IHK Mei