Industri Fintech P2P Lending RI Tumbuh Pesat, Utang via Pinjol Tembus Rp 17,3 Triliun
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 8 Juni 2023 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Industri financial technology (fintech) khususnya perusahaan pinjaman peer to peer (P2P lending) atau dikenal sebagai pinjaman online alias pinjol tumbuh pesat. Asosiasi Fintech Indonesia atau Aftech mencatat, jumlah akumulasi utang via pinjol mencapai Rp 17,3 trilun per April 2023.
Ketua Aftech Pandu Patria Sjahrir mengatakan, pertumbuhan industri fintech tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pihaknya mencatat, jumlah anggota Aftech hanya 24 perusahaan pada 2016 dan kini mencapai 340 perusahaan.
"Perkembangan fintech lending sangat tinggi, dari tahun 2018 jumlanh akumulasi pinjaman sebesar Rp 3 triliun menjadi Rp 17,3 triliun per April 2023 atau tumbuh 42 persen," ujar Pandu dalam acara Diskusi Industri Fintech Lending di Indonesia pada Kamis, 8 Juni 2023 di Jakarta.
Adapun jumlah pemberi pinjaman atau lender mencapai 1 juta per April 2023 dari 115 ribu lender. Sedangkan jumlah peminjam atau borrower dari 330 menjadi 111,18 juta.
"(Jumlah borrower) bertumbuh 180 kali lipat," tutur Pandu.
Pandu menjelaskan, tingkat keberhasilan bayar dalam 90 hari atau TKB90 hari per April 2023 mencapai 97,18 persen. Menurut dia, angka tersebut jauh lebih baik daripada Agustus 2020 sebesar 91 persen.
"Non performing loan (NPL/kredit bermasalah) per April 2023 mencapai 2,82 persen," ungkap Pandu.
Selanjutnya: Adapun tingkat profitabilitas fintech lending mencatatkan tren...
<!--more-->
Adapun tingkat profitabilitas fintech lending mencatatkan tren positif 4,52 persen dan retail non equity mencapai 9,34 persen per April 2023.
"Yang kita fokuskan adalah peningkatan governance dari fintech lending yang lebih baik dan semakin sustainable," tutur dia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya menyebut terjadi kenaikan penggunaan fintech P2P lending meningkat pada Maret 2023 atau sebulan sebelum hari raya Lebaran. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Lembaga Penjamin dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan penyaluran dana pada Maret mencapai Rp 19,74 persen.
"Meningkat 8,29 dibanding Februari 2023," kata Ogi dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 5 Mei 2023. "Meskipun peningkatan cukup signifikan, nominal yang dimaksud lebih kecil dibandingkan periode Maret 2022 yang mencapai Rp 23,07 triliun," ungkapnya.
Adapun berdasarkan data OJK, lanjut Ogi, porsi penyaluran pendaraan P2P lending kepada sektor konsumsi pada Maret 2023 mencapai 60,03 persen dari total penyaluran industri. Angka tersebut meningkat dibandingkan Februari 2023 yang hanya mencapai 59,33 persen atau bulan Desember 2022 yang sebesar 57,96 persen.
Ogi berharap sekaligus optimistis industri P2P lending atau pinjol bisa terus bertumbuh. Hal ini mengingat kebutuhan pendanaan atau pembiayaan di Indonesia masih sangat luas. Sementara, lembaga jasa keuangan yang ada belum bisa memenuhinya secara menyeluruh.
AMELIA RAHIMA SARI | RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Nonton Konser Coldplay Pakai Uang Pinjol, Ini Risiko Bila Gagal Bayar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini