Siklus Kenaikan Suku Bunga BI Berakhir, Analis: Pasar Obligasi Membaik

Sabtu, 3 Juni 2023 14:29 WIB

Ilustrasi investasi. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Dimas Ardhinugraha, menyebut pasar obligasi membaik seiring berakhirnya siklus kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan potensi kebijakan Fed Funds Rate yang lebih akomodatif.

"Kedua katalis ini dapat mendorong penguatan pasar obligasi lebih lanjut. Secara historis, pasar obligasi Indonesia menawarkan potensi kinerja yang menarik menyusul jeda kenaikan suku bunga," kata Dimas melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 3 Juni 2023.

Dimas mengatakan, dampak pengetatan moneter secara agresif pada 2022 baru tercermin pada ekonomi ril pada 2023. Volatilitas pasar di kuartal pertama 2023 memperkuat pandangan strategis bahwa fluktuasi pasar masih akan tinggi di sepanjang semester pertama tahun 2023.

"Sentimen pasar diperkirakan dapat membaik di semester kedua tahun 2023 seiring dengan kondisi pelemahan ekonomi telah dicerna oleh pasar dan perhatian beralih menuju potensi kondisi moneter yang lebih akomodatif," ujar Dimas.

Kawasan Asia pun perlu diicermati. Daya tarik Asia didukung pelemahan dolar seiring siklus suku bunga The Fed yang mendekati pucak. Selain itu, lanjut Dimas, ekspetasi pelemahan ekonomi di kawasan negara maju menjadikan kawasan Asia lebih menarik.

Advertising
Advertising

Dana Moneter Internasional atau IMF bahkan menaikkan proyeksi pertumbuhan PDB Asia pada 2023 menjadi 4,6 persen. Pemulihan ekonomi Cina yang melebihi ekspetasi, kata Dimas, menjadi salah satu faktor pendorong.

Lebih lanjut, Dimas mengatakan optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi domestik masih tetap terjaga.

"Arus dana asing sebesar Rp 76 triliun masih terus mengalir ke pasar modal Indonesia dalam empat bulan pertama tahun ini, dimana sekitar 76 persen atau Rp 58 triliun dari aliran dana tersebut masuk ke pasar obligasi pemerintah Indonesia," kata Dimas.

Sentimen diharapkan semakin positif memasuki paruh kedua tahun 2023. Hal ini, kata dia, didorong oleh inflasi domestik yang terkendali dan kondisi makroekonomi domestik yang stabil.

Pilihan Editor: Harga Minyak Jatuh di Tengah Kekhawatiran Permintaan dan Kenaikan Suku Bunga Fed

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

14 jam lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

21 jam lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

22 jam lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya