Wacana Pembentukan OPEC Versi Nikel, Ekonom Ungkap Plus Minusnya

Rabu, 31 Mei 2023 17:11 WIB

Pemandangan lokasi tambang nikel milik PT Vale di Sorowako, Provinsi Sulawesi Selatan, 29 Maret 2023. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

TEMPO.CO, Jakarta - Wacana pembentukan OPEC versi nikel dikemukakan sejak akhir 2022 lalu dan mengemuka kembali pada pertengahan Mei 2023 dalam KTT G7 di Jepang. Bagaimana plus minusnya?

Pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies atau Celios Bhima Yudhistira mengungkapkan plus minus jika OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi) versi nikel jadi dibentuk.

"Manfaat dari pembentukan organisasi pengekspor nikel (adalah) daya tawar bersama yang lebih kuat dari negara produsen nikel terhadap importir, baik untuk industri aluminium maupun baterai kendaraan listrik," ujar Bhima pada Tempo lewat keterangan tertulis, Rabu, 31 Mei 2023.

Layaknya OPEC, lanjut dia, daya tawar bersama memungkinkan Indonesia mendapat harga nikel yang lebih layak berdasarkan standar internasional. Adapun manfaat kedua adalah stabilitas harga nikel.

"Selama ini, harga nikel lebih dikendalikan oleh sisi permintaan, sementara produsen nikel belum memaksimalkan peran dalam mendorong harga yang adil," beber Bhima.

Manfaat ketiga adalah stabilitas pasokan. Menurut Bhima, negara yang tergabung dalam organisasi pengekspor nikel memiliki kemampuan mengendalikan pasokan untuk mencapai titik harga tertentu.

Advertising
Advertising

Dia menilai hal tersebut sangat penting. Misalnya, kondisi produksi nikel Indonesia yang sedang didorong ternyata membuat pasokan berlebih di pasar global. "Sesama negara eksportir nikel bisa membuat estimasi berapa produksi yang ideal, sehingga tidak terjadi oversupply," tutur Direktur Celios tersebut.

Manfaat terakhir adalah adanya pertukaran informasi dan riset bersama sesama negara eksportir nikel. Contohnya, kata dia. adalah market intelligences yang memproyeksikan kebutuhan nikel dan pasar nikel dalam jangka panjang.

Selanjutnya: Kelemahan pembentukan OPEC versi nikel

Berita terkait

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

22 menit lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

30 menit lalu

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

1 jam lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

1 jam lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

2 jam lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

2 jam lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

12 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

12 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya