Dolar AS Masih Menguat di Tengah Negosiasi Plafon Utang

Reporter

Antara

Rabu, 24 Mei 2023 08:06 WIB

Ilustrasi mata uang dolar. REUTERS/Guadalupe Pardo

TEMPO.CO, New York - Dolar AS mempertahankan keunggulannya terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat atau Rabu pagi WIB. Hal ini terjadi karena kurangnya kemajuan dalam pembicaraan mengenai peningkatan batas utang AS mengurangi selera investor untuk mengambil risiko.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, menguat 0,28 persen menjadi 103,4864 pada akhir perdagangan.

Perwakilan Presiden Joe Biden dan anggota Kongres dari Partai Republik mengakhiri putaran lain pembicaraan plafon utang pada Selasa, 23 Mei 2023, tanpa tanda-tanda kemajuan ketika tenggat waktu untuk menaikkan batas pinjaman pemerintah sebesar 31,4 triliun dolar AS atau risiko gagal bayar semakin dekat.

Kurangnya resolusi terkait plafon utang AS masih menjadi pendukung utama dolar AS. "Saya membutuhkan Anda semua untuk tetap bersama saya mengenai batas utang, kita belum mencapai kesepakatan," kata Ketua DPR AS Kevin McCarthy kepada anggota parlemen partai Republik pada Selasa.

Negosiator pagu utang Republik Garret Graves juga dilaporkan mengatakan bahwa pembicaraan tidak berjalan baik."Saya pikir dolar melihat dorongan moderat hari ini karena saham telah menurun, sebagian besar karena kurangnya kemajuan kesepakatan plafon utang," kata John Doyle, wakil presiden perdagangan dan transaksi di Monex USA.

Advertising
Advertising

Sementara sebagian besar pelaku pasar mengharapkan kesepakatan pada akhirnya, penundaan untuk menyelesaikannya membuat para pedagang gugup, kata Doyle.

Selanjutnya: Investor khawatir tentang kebuntuan plafon utang AS<!--more-->

Dolar AS lebih tinggi terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Selasa, karena investor tetap khawatir tentang kebuntuan plafon utang AS, catat Kenny Fisher, analis pasar di platform perdagangan valas daring dan broker OANDA.

Ahli Strategi DailyFX Diego Colman mengatakan aktivitas bisnis AS dan pasar tenaga kerja telah bertahan dengan sangat baik selama beberapa bulan terakhir meskipun banyak hambatan, termasuk gejolak sektor perbankan yang meletus pada Maret.

"Ada alasan untuk percaya bahwa dolar AS dapat mempertahankan keunggulannya sedikit lebih lama," kata Colman.

Pada catatan yang sama, pendiri Sevens Report Research, Tom Essaye mengatakan bahwa "dari perspektif teknis, ada tanda-tanda bahwa potensi dasar dolar telah terbentuk."

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0775 dolar AS dari 1,0819 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2417 dolar AS dari 1,2442 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 138,5240 yen Jepang, lebih rendah dari 138,5500 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9013 franc Swiss dari 0,8970 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3505 dolar Kanada dari 1,3507 dolar Kanada. Dolar AS meningkat menjadi 10,6239 krona Swedia dari 10,5523 krona Swedia.

Pilihan Editor: Tak Ingin Tergantung Kepada Dolar AS, 6 Negara Ini Lakukan Dedolarisasi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

3 jam lalu

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 7,025 triliun dari pelelangan tujuh seri surat utang yakni Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

4 jam lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

13 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

16 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

3 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya