TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai mata uang dominan, dolar Amerika Serikat (AS) telah lama menjadi pilihan utama dalam transaksi bilateral antar negara. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara mulai menyadari risiko yang terkait dengan ketergantungan yang berlebihan pada dolar AS. Beberapa negara telah menyuarakan komitmen mereka untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi perdagangan dan keuangan internasional. Komitmen itu dikenal juga dengan istilah dedolarisasi.
Dedolarisasi adalah langkah yang diambil oleh suatu negara untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dalam perdagangan internasional. Dedolarisasi telah menjadi bagian dari strategi ekonomi dan kebijakan moneter mereka untuk mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi dolar AS dan mencapai kemandirian ekonomi.
Dilansir dari berbagai sumber, inilah 6 negara yang dikenal melakukan dedolarisasi:
1.Turki
Melansir Daily Sabah, Bank Sentral Turki telah mengumumkan langkah-langkah untuk mendorong dedolarisasi.
Langkah-langkah tersebut termasuk peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi ekonomi, dukungan bagi perusahaan-perusahaan dalam meminjam dalam mata uang lokal, serta upaya untuk meningkatkan likuiditas mata uang lokal dalam sistem keuangan.
Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi nilai tukar.
2. India
Di India, ada juga dorongan untuk dedolarisasi sebagai upaya untuk melindungi ekonomi negara dari fluktuasi dolar AS.
Mengutip India Times, pemerintah India telah mendorong penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral dengan mitra dagang utama seperti China dan Rusia.
Selain itu, India juga berupaya meningkatkan penggunaan sistem pembayaran non-dolar dalam perdagangan internasional.
3. Cina
Dedolarisasi juga sedang menjadi perhatian di Cina.
Pada tahun 2020, China meluncurkan sistem pembayaran internasional yang disebut Cross-Border Interbank Payment System (CIPS) yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada sistem pembayaran yang dikuasai oleh dolar AS.
China juga telah melakukan kesepakatan swap mata uang dengan beberapa negara untuk memfasilitasi perdagangan dalam mata uang lokal.
4. Rusia
Upaya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS pun dilakukan di Rusia.
Negara ini telah meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral dengan mitra dagangnya dan berusaha menghindari penggunaan dolar dalam beberapa sektor ekonomi.
Selain itu, Rusia juga telah meningkatkan cadangan emas dan mata uang asing lainnya sebagai alternatif terhadap dolar AS.
5. Iran
Iran juga memiliki kebijakan dedolarisasi yang dilakukan sebagai tanggapan terhadap sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh AS.
Negara ini telah berusaha meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan transaksi keuangan, serta mengembangkan hubungan dengan mitra dagang yang menerima mata uang non-dolar.
6. Indonesia
Indonesia dikabarkan sedang berupaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Bank Indonesia mulai menggunakan uang lokal dalam transaksi bilateral atau local currency settlement (LCS). Dilansir dari tempo, Indonesia telah menjalin kerja sama LCT dengan Thailand, Malaysia, Jepang, dan China. Indonesia telah menjalin kerja sama LCT dengan Thailand, Malaysia, Jepang, dan China.
Pilihan Editor: RI Lakukan Dedolarisasi Melepas Ketergantungan terhadap Dolar AS, Ekonom Ungkap Plus Minusnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.