Peretasan BSI, IAEI Jawa Timur Berikan Sikap dan 5 Rekomendasi Penanganan

Senin, 15 Mei 2023 12:04 WIB

Nasabah membawa uang dolar AS usai bertransaksi di Kantor Cabang BSI Jakarta Thamrin, Jakarta, Kamis 11 Mei 2023. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyatakan bahwa layanan ATM antarbank telah kembali berangsur pulih dan dapat dilakukan nasabah melalui jaringan ATM Bersama, Jalin, PRIMA, Mandiri H2H hingga Visa. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Belum lama ini, nasabah Bank Syariah Indonesia atau BSI mengalami kesulitan dalam mengakses layanan BSI. Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk, Hery Gunardi, menyampaikan permohonan maaf kepada nasabah atas gangguan tersebut.

Terbaru, gangguan itu disebabkan oleh ransomware yaitu jenis virus Malware yang menyerang perangkat dengan sistem enkripsi file. Tercatat, 15 juta informasi nasabah dicuri oleh lockbit berupa nomor telepon, alamat, nama, informasi dokumen, jumlah rekening, nomor kartu, dan transaksi. Kelompok hacker ranswomware mengaku telah mencuri data-data internal itu sejak 8 Mei 2023.

Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), Jawa Timur mengecam kegiatan itu. IAEI mengatakan kegiatan itu berpotensi mencederai gerakan Keuangan Syariah dan Ekonomi Syariah, yang selama ini dibangun oleh pemerintah dan banyak pihak terkait, termasuk IAEI.

Menyikapi hal tersebut, IAEI Jawa Timur mengungkapkan beberapa hal antara lain, mendorong pihak BSI, terutama pada level manajemen puncak, untuk melakukan muhasabah dengan mengevaluasi budaya dan kinerja operasional organisasi yang mungkin ada yang menyalahi prinsip-prinsip keuangan dan ekonomi syariah, baik kepada pihak internal maupun eksternal.

Selin itu, mendorong manajemen puncak BSI untuk secara terbuka dan transparan menyampaikan
kepada publik, termasuk kepada otoritas terkait, perihal gangguan tersebut, baik karena
kesengajaan maupun ketidaksengajaan, dari pihak internal maupun eksternal, yang diikuti
dengan penguatan keamanan siber BSI.

Advertising
Advertising

IAEI Jawa Timur meminta otoritas terkait, khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), untuk mengambil tindakan dalam rangka mitigasi
risiko dan perlindungan konsumen serta memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap
industri perbankan syariah.

"Mendorong DPP IAEI bersama jaringannya menyuarakan kepada BSI dan otoritas terkait
untuk melakukan berbagai upaya dalam rangka mitigasi risiko dan perlindungan konsumen
serta memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan syariah," tulisnya dalam rilis yang diberikan.

Tak hanya itu, IAEI Jawa Timur yang beranggotakan pakar ekonomi dari puluhan perguruan tiunggi di Jawa Timur ini pun memberikan tak kurang dari 5 rekomendasi untuk penanganan kasus BSI tersebut, yaitu:

1. Kepada Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) untuk meminta
penjelasan kepada Dewan Pengawas Syariah (DPS) BSI terkait budaya dan kinerja
operasional organisasi BSI yang mungkin ada yang menyalahi atau meninggalkan prinsip-
prinsip hasanah, baik kepada pihak internal maupun eksternal;

2. Kepada OJK, BI, dan LPS untuk ikut meredam keresahan masyarakat, khususnya nasabah
BSI, dengan memberi pernyataan-pernyataan pada publik tentang jaminan keamanan dana
nasabah dan segera akan melakukan pemulihan terhadap layanan BSI sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawab dari masing-masing lembaga ini.

3. Kepada Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Badan Reserse Kriminal
(Bareskrim) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk mengusut dugaan
terjadinya kejahatan siber, baik berupa computer crime maupun computer-related crime, pada
sistem BSI.

4. Kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak memberi pernyataan-pernyataan yang
berbasis dugaan-dugaan agar tidak menambah keresahan bagi nasabah BSI, serta memberi
masukan-masukan solutif kepada nasabah BSI tanpa harus merusak kepercayaan mereka
kepada perbankan syariah.

5. Kepada pegiat ekonomi dan keuangan syariah untuk terus memberi penjelasan yang
baik kepada masyarakat bahwa teknologi juga memiliki kerentanan, termasuk adanya
potensi akan terjadinya kejahatan siber yang dapat menyerang lembaga, instansi, organisasi
apapun, termasuk pada yang berafiliasi atau berlabel syariah sekalipun. Untuk itu,
penguasaan teknologi pada era digitalisasi menjadi unsur yang harus eksis dalam ekosistem
keuangan dan ekonomi syariah.

Pilihan Editor: Nasabah BSI Berpotensi Ramai-ramai Tarik dana, Pengamat: Saya Rasa Tidak

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

BSI Raup Laba Rp 1,71 T 2024 selama Kuartal I 2024

3 hari lalu

BSI Raup Laba Rp 1,71 T 2024 selama Kuartal I 2024

BSI mencetak laba senilai Rp 1,71 triliun pada kuartal I 2024. Capaian ini didorong oleh pertumbuhan dana murah dan konsistensi dalam menjalankan fungsi intermediasi.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

7 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur yang Dapat Satyalancana

8 hari lalu

Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur yang Dapat Satyalancana

Khofifah menjadi satu-satunya gubernur karena Jatim menjadi provinsi berkinerja terbaik berturut turut.

Baca Selengkapnya

Kode Bank BSI serta Cara Transfernya Melalui ATM dan M-Banking

8 hari lalu

Kode Bank BSI serta Cara Transfernya Melalui ATM dan M-Banking

Kode bank BSI untuk transfer terdiri dari tiga digit angka. Berikut ini cara trasnfer ke bank BSI via ATM, internet banking, dan m-banking bank lain.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut 315 Proyek Senilai Rp 17,8 Triliun Dibiayai Surat Berharga Syariah Negara

9 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut 315 Proyek Senilai Rp 17,8 Triliun Dibiayai Surat Berharga Syariah Negara

Ma'ruf Amin meminta agar KDEKS Jawa Barat mengambil peran untuk memperluas inklusi keuangan syariah.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Cina Jatuh di Ijen, Sandiaga Uno Minta Pelancong Utamakan Aspek Keselamatan

11 hari lalu

Wisatawan Cina Jatuh di Ijen, Sandiaga Uno Minta Pelancong Utamakan Aspek Keselamatan

Sandiaga Uno menegaskan aspek keamanan dalam berwisata harus diutamakan, agar kecelakaan di kawasan wisata tidak kembali terulang

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Bursa Cagub Bersaing Sengit di Pilgub DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara

13 hari lalu

Pilkada 2024: Bursa Cagub Bersaing Sengit di Pilgub DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara

Sejumlah kandidat yang digadang-gadang akan maju sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Chibicon Merayakan Kreativitas dan Budaya Pop di Jawa Timur

14 hari lalu

Chibicon Merayakan Kreativitas dan Budaya Pop di Jawa Timur

Chibicon menampilkan booth-booth menarik yang dipenuhi dengan produk dan karya unik dari para kreator lokal

Baca Selengkapnya

Bank Islam Terbesar di Abu Dhabi Dikabarkan Incar Saham BRI di BSI, Ini Profilnya

15 hari lalu

Bank Islam Terbesar di Abu Dhabi Dikabarkan Incar Saham BRI di BSI, Ini Profilnya

Bank Islam terbesar di Abu Dhabi ADIB dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli saham minoritas senilai sekitar $1,1 miliar di BSI.

Baca Selengkapnya