BSI Gangguan, Nasabah di Aceh: Gaduh, Qanun Lembaga Keuangan Syariah Disalahkan
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 13 Mei 2023 07:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan yang terjadi pada PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI berdampak besar bagi masyarakat Aceh, pasalnya BSI merupakan bank prioritas yang digunakan. Salah satu nasabah BSI, Syakya Meirizal, menceritakan bagaimana kegaduhan masyarakat Aceh saat BSI mengalami gangguan.
BSI mengalami gangguan sejak Senin, 8 Mei 2023 hingga Kamis, 11 Mei 2023. Manajemen BSI memastikan bahwa layanannya kembali normal meskipun masih ada keluhan dari nasabah. Namun, masih belum jelas penyebab gangguan yang terjadi itu, kabar beredar menyebutkan bahwa bank syariah itu terkena serangan ransomware.
“Gangguan itu menimbulkan kegaduhan, Qanun LKS (Qanun Aceh No 11 tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah) disalahkan. Padahal Qanun LKS sudah cukup baik,” ujar dia dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 12 Mei 2023. Qanun merupakan peraturan perundang-undangan yang setara dengan peraturan daerah.
Padahal, Meirizal yang merupakan pengusaha ikan itu melanjutkan, bukan Qanun LKS yang bermasalah, melainkan lebih ke arah teknis BSI-nya. “Ketua DPRD Aceh mempertimbangkan untuk merevisi Qanun LKS dan akan membiarkan bank konvensional masuk lagi,” ucap dia.
Dia mengatakan gangguan itu hampir terjadi di seluruh Aceh, termasuk di ATM BSI. Sehingga bagi masyarakat yang notabene bergantung pada kebutuhan uang tunai menjadi terganggu. “Di Aceh, mayoritas menggunakan transaksi tunai, mau tidak mau harus menggunakan ATM untuk tarik tunai,” tutur dia.
Menurut Meirizal, gangguan layanan BSI berdampak sistemik, karena hampir semua transaksi mengalami gangguan, seperti di stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU-pun ikut kena imbasnya. “Sektor konsumsi Aceh itu tinggi, ASN terdampak karena gaji mereka dibayar melalui BSI. Terdampak sampai ke pelosok,” kata dia.
Selanjutnya: BSI disebut tidak profesional dan tertinggal dari sisi pelayanan
<!--more-->
Dia pun berharap merger bank syariah menjadi BSI tidak hanya menjadi prototipe yang seakan-akan tidak profesional dan tertinggal dari sisi pelayanan dan produknya. Seharunya, Meirizal berujar, BSI bisa menyamai bank konvensional meski tidak bisa melampaui.
“Jika BSI terus muncul dengan masalah seperti ini, akan merusak citra bank syariah,” ujar Meirizal.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyatakan layanan perbankan BSI sudah kembali normal. Dia mengklaim pihaknya terus melakukan normalisasi secara bertahap. Pada Selasa, 9 Mei 2023, nasabah sudah bisa bertransaksi di jaringan cabang dan ATM BSI di seluruh Indonesia. Kemudian malamnya, secara bertahap BSI Mobile bisa diakses dengan fitur dasar.
"Pada Rabu, 10 Mei pagi, BSI Mobile bisa digunakan bertransaksi dengan fitur lebih lengkap," kata Hery dalam konferensi pers, kemarin. "Hari ini (Kamis) 11 Mei 2023, seluruh layanan ATM dan mobile banking BSI kembali normal dan sudah bisa digunakan untuk transaksi seperti biasa," imbuhnya.
Hery juga memastikan dana nasabah tetap aman di BSI. Dia berujar, BSI terus berkomitmen menguatkan pertahanan dan keamanan siber perbankan. Selain itu, dia mengimbau nasabah selalu waspada dan berhati-hati terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan BSI.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan kepada BSI," tuturnya.
MOH KHORY ALFARIZI | RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Layanan Perbankan Error, Dirut BSI: Tidak Ada Rush Money
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini