Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Lampaui 5 Persen, Apa Pemicunya?

Senin, 8 Mei 2023 18:42 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 27 Maret 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa dari transaksi mencurigakam senilai Rp 349 triliun, hanya Rp 3,3 triliun saja yang berkaitan dengan pegawai Kemenkeu. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan tetap kuat, bahkan berpeluang tumbuh di atas 5 persen. Untuk kuartal pertama 2023, dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,03 persen, lebih baik dari kuartal keempat 2022 yang nilainya 5,01 persen.

"Dipicu oleh tetap kuatnya ekspor Tanah Air didorong sektor migas, degan tujuan utama Cina, Amerika Serikat, dan Jepang. Serta didukung oleh tingginya konsumsi swasta, serta pertumbuhan investasi nonbangunan," ujar dia dalam konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di LPS Learning Center, Gedung Pasific Century Place, Jakarta Barat, pada Senin, 8 Mei 2023.

Sri Mulyani menyakini bahwa ekspor dan investasi nonbangunan diperkirakan tetap baik ke depannya. Karena didukung pula oleh perbaikan konsumsi swasta seiring dengan mobilitas penduduk yang kembali normal setelah pandemi Covid-19, serta keyakinan konsumen dan penguatan daya beli.

Dengan perkembangan tersebut, bendahara negara menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3 persen dan akan diikuti oleh turunnya inflasi domestik. Menurut dia, KSSK memperkirakan inflasi pada 2023 akan terus melandai, di mana inflasi mencapai 4,33 persen pada April 2023 dari posisi 5,51 persen di akhir tahun 2022.

"Tekanan inflasi terus menurun, inflasi indeks harga konsumen atau IHK turun 4,33 persen Year on Year (YoY) pada April 2023," ucap Sri Mulyani.

Advertising
Advertising

Sementara inflasi inti terus melambat yaitu pada tingkat 2,83 persen YoY yang dipengaruh ekspektasi inflasi dan imported inflation yang turun, serta pasokan agregat yang memadai dalam merespons kenaikan permintaan barang dan jasa terutama pada Ramadan 2023. Sedangkan inflasi volatile food tetap terkendali pada level 3,73 persen YoY.

"Ini merupakan dampak dari kebijakan moneter Bank Indonesia yang preemptive dan forward looking, serta sinergi yang erat pemerintah pusat dan daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang intensif di berbagai daerah," tutur Sri Mulyani.

Pilihan Editor: Jokowi Ambil Alih Perbaikan Jalan di Lampung, Sri Mulyani Beberkan Alokasi Anggaran yang Digelontorkan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

13 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

16 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

16 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

20 jam lalu

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

Istri eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membantah apabila dia pernah mengintimidasi Wijanto Tirtasana, bekas kongsi bisnisnya.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

21 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

1 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Klaim Neraca Perdagangan Surplus tapi Ekspor Turun

1 hari lalu

Zulkifli Hasan Klaim Neraca Perdagangan Surplus tapi Ekspor Turun

Mendag Zulkifli Hasan klaim neraca perdagangan surplus tapi ekspor turun.

Baca Selengkapnya