Harga Minyak Kehilangan Momentum Pertumbuhan di Tengah Tekanan Inflasi

Reporter

Antara

Editor

Grace gandhi

Kamis, 20 April 2023 07:49 WIB

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Chen Aizhu

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak kehilangan momentum pertumbuhan dan mengalami penurunan material pada akhir perdagangan Rabu, 19 April 2023 (Kamis pagi WIB), karena inflasi yang persisten dari Eropa meredam sentimen di tengah penguatan dolar AS menyusul kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga AS dapat mengekang permintaan energi di konsumen utama dunia.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, merosot US$ 1,70 atau 2,10 persen, menjadi menetap di US$ 79,16 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni turun US$ 1,65 atau 1,65 persen, menjadi ditutup di US$ 83,12 per barel di London ICE Futures Exchange.

Indeks harmonisasi harga konsumen zona euro pada Maret tumbuh 0,9 persen bulan ke bulan, lebih tinggi dari kenaikan 0,8 persen di bulan sebelumnya, menurut data yang dikeluarkan oleh Eurostat, kantor statistik Uni Eropa pada Rabu.

Indeks harga konsumen Inggris pada Maret meningkat 10,1 persen tahun ke tahun, lebih tinggi dari konsensus perkiraan pasar sebesar 9,8 persen.

Inflasi panas dari Eropa dan penguatan dolar AS membebani aset-aset berisiko, dengan harga acuan minyak mentah membukukan posisi terendah, menurut perusahaan konsultan energi AS Ritterbusch & Associates.

Advertising
Advertising

Dolar AS yang lebih kuat juga dapat merusak permintaan global minyak karena membuatnya lebih mahal di negara lain. Investor juga kecewa dengan inflasi yang masih tinggi di Eropa dan data ekonomi yang tidak merata di China, importir minyak mentah terbesar dunia.

Selanjutnya: "Harga acuan minyak mentah membukukan....

<!--more-->

"Harga acuan minyak mentah membukukan terendah sebagai respons terhadap penguatan dolar AS yang pada gilirannya membebani aset-aset berisiko menyusul beberapa data inflasi panas dari Eropa," kata analis di perusahaan konsultan energi Ritterbusch and Associates.

Dia menambahkan, "Kami masih percaya bahwa pasar terlalu fokus pada sisi penawaran dari penyamaan minyak global setelah pengurangan produksi OPEC dan permintaan minyak dunia secara signifikan lebih lemah daripada yang dirasakan secara luas."

Selain itu, stok bensin AS mengalami peningkatan besar sebesar 1,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 14 April, meskipun persediaan minyak mentah komersial AS mencatat penurunan lebih besar dari perkiraan sebesar 4,6 juta barel, menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Energi AS pada Rabu.

Data persediaan mingguan bullish yang dikeluarkan oleh American Petroleum Institute (API) pada Selasa malam, 18 April 2023 gagal meningkatkan sentimen pasar.

Bullish di pasar minyak menghadapi tantangan besar karena katalis bullish berdampak pada sentimen, kata catatan penelitian oleh PVM Oil Associates pada Rabu.

Pilihan Editor: Urai Kemacetan, Contraflow Diberlakukan di KM 36 hingga KM 68 Jalan Tol Jakarta - Cikampek

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

1 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

1 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya