Sudah Dapat THR? Berikut Rumus Mengelola Keuangan saat Ramadan hingga Lebaran 2023
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Grace gandhi
Jumat, 14 April 2023 14:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Certified Financial Planner dan Founder Daya Uang Metta Anggriani membagikan tips untuk mengelola keuangan pada masa Ramadan hingga Lebaran2023 atau Idul Fitri 1444 H.
Menurut Metta, ada rumus sederhana yang bisa diterapkan dalam mengatur alokasi anggaran agar keuangan setelah Lebaran 2023 tetap sehat.
"Ada cara yang mudah, kita bisa menggunakan rumus 10, 20, 30, dan 40 persen," tutur Metta pada konferensi pers virtual pada Jumat, 4 April 2023.
Dengan rumus tersebut, Metta menjelaskan, masyarakat bisa mengalokasikan penghasilannya sebesar 10 persen untuk keperluan zakat, infak, atau sedekah. Kemudian, 20 persen untuk menabung atau investasi.
30 persen lainnya dimanfaatkan untuk membayar utang dan berbagi 'salam tempel' ke keluarga atau kerabat. Terakhir, 40 persen penghasilan bulanan dan tunjangan hari raya atau THR bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi di masa Lebaran 2023, seperti baju baru, keperluan kue dan masakan Lebaran, maupun membeli hampers.
Menurut Metta, mengatur keuangan pada masa Ramadan dan Lebaran 2023 ini sangat penting. Selain karena perputaran uang pada Ramadan dan Lebaran 2023 adalah yang paling tinggi dalam satu tahun, pada 2023 pemasukan masyarakat juga sangat fluktuatif.
Metta menjelaskan awal Ramadan terjadi pada akhir bulan di mana keuangan masyarakat diasumsikan sedang menipis. Kemudian pada pekan kedua, mayoritas sudah mendapatkan gaji bulanan dan mulai membelanjakannya untuk kebutuhan Ramadan. Ketika keuangan sudah kembali menipis, masuk tunjangan hari raya atau THR pada pekan ketiga. Bahkan, ada juga yang mendapat gaji bulanan lebih awal.
Selanjutnya: Kondisi itu, menurut Metta, akan membuat keuangan pribadi menjadi....
<!--more-->
Kondisi itu, menurut Metta, akan membuat keuangan pribadi menjadi tidak sehat apabila tidak diatur dengan bijak atau mindful. Sebab, jika masyarakat melakukan pengeluaran secara berlebihan, imbasnya masyarakat akan mengalami kesulitan keuangan setelah Lebaran 2023.
"Memang Ramadan ini sangat khusus, karena ada sisi belajar mengendalikan diri, mengendalikan nafsu, dan mengelola belanja untuk tidak terburu-buru dan berlebihan," ucap Metta.
Seperti diketahui, Ramadhan dan Lebaran 2023 merupakan puncak peredaran uang dalam periode satu tahun. Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengatakan pada Ramadan dan Lebaran terjadi rata- rata 25 persen pergerakan uang dalam satu tahun.
BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2023 mencapai sebesar Rp 8.300 triliun atau tumbuh 7,9 persen year on year (yoy). Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 6,6 persen yoy, dan perkembangan aktiva dalam negeri bersih yang tumbuh sebesar 8,2 persen yoy.
Marlison mengungkapkan BI telah merealisasikan sekitar Rp 85 triliun atau 44 persen dari target penukaran uang tunai yang telah disiapkan sebanyak Rp 195 triliun untuk periode Ramadan dan Idul Fitri atau Lebaran 2023.
“Dari Rp 195 triliun, yang sudah terealisasi 44 persen sampai Kamis, 6 April sekitar Rp 85 triliun. Sejauh ini kami belum merasa untuk menambah, karena kami proyeksikan sampai mendekati Idul Fitri masih mencukupi,” ujar Marlison.
BI juga memperkirakan peredaran uang tunai selama periode Ramadan dan Lebaran 2023 akan mencapai 95 persen dari target, dengan puncak peredaran mendekati keberangkatan pemudik yang bersamaan dengan cairnya THR.
Pilihan Editor: Ramai Phising via Kode QR, Bagaimana Cara Mengamankan Data Keuangan Online?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini