Ramai Kabar Tupperware Terancam Bangkrut, Harga Saham Jeblok hingga Penjualan Merosot

Rabu, 12 April 2023 15:22 WIB

Tupperware. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Saham produsen peralatan rumah tangga, Tupperware Brands Corp (TUP.N), sempat anjlok pada hari Senin lalu, 10 April 2023.

Tak tanggung-tanggung, harga saham Tupperware jeblok 50 persen ke level terendah dalam hampir tiga tahun terakhir menjadi US$ 1,21 (sekitar Rp 18.009) pada Senin lalu. Saham tersebut akhirnya tercatat merosot hingga 48 persen pada sesi akhir perdagangan dengan nilai pasar sekitar US$ 55 juta (sekitar Rp 818,6 miliar).

Selang sehari kemudian, pada Selasa, 11 April 2023 saham Tupperware terpantau naik menjadi US$ 1,32 (sekitar Rp 19.646). Meski begitu, angka tersebut masih jauh dari level tertinggi yang sempat dicatat pada tahun 2021 lalu di level US$ 38,57 (sekitar Rp 574.075) per saham.

Penurunan harga saham yang sangat besar itu kemudian memicu beredarnya kabar bahwa perusahaan asal Amerika Serikat itu terancam bangkrut. Benarkah?

Dalam pernyataannya pada Jumat pekan lalu, 7 April 2023, Tupperware menjelaskan bahwa perusahaan tersebut telah terlibat dengan penasihat keuangan untuk membantu memperbaiki struktur modal dan likuiditas jangka pendek. Selain itu, perusahaan tersebut juga tengah meninjau portofolio real estate untuk mempertahankan likuiditasnya.

Advertising
Advertising

Tupperware menyatakan tengah mencari pembiayaan untuk bertahan dalam bisnisnya. Tapi, mereka tak memiliki cukup uang tunai untuk mendanai operasi jika gagal melakukannya. Selain itu, manajemen perusahaan juga sedang meninjau portofolio tenaga kerja dan real estate sebagai opsi pemotongan biaya.

Selanjutnya: “Tupperware telah memulai perjalanan untuk ..."

<!--more-->

“Tupperware telah memulai perjalanan untuk membalikkan operasi kami, dan hari ini menandai langkah penting dalam mengatasi posisi modal dan likuiditas kami,” kata CEO Tupperware, Miguel Fernandez, dikutip dari Daily Mail, Senin, 10 April 2023.

Dia melanjutkan, perusahaan telah melakukan segala cara untuk mengurangi dampak peristiwa ini. “Kami segera mengambil tindakan untuk mencari pembiayaan tambahan dan menangani posisi keuangan kami,” ujar Fernandez.

Sebetulnya, pada tahun 2021 silam, Tupperware mendapat keuntungan dari lonjakan permintaan karena dipicu lockdown. Saat jumlah kasus Covid-19 melonjak di saat pandemi, banyak konsumen beralih dan menggunakan wadah Tupperware untuk menyimpan sisa makanan mereka.

Namun demikian, di tahun berikutnya yakni pada 2022, Tupperware tercatat mengalami penurunan volume penjualan. Pasalnya, konsumen belakangan lebih berhati-hati dalam mengalokasikan pengeluaran mereka.

REUTERS

Pilihan Editor: Kokas Dipadati Pengunjung, APPBI Prediksi Pekan Depan Mal Akan Lebih Ramai: Sudah Dapat THR dan...

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

2 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

2 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

3 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

5 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

9 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

9 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

9 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

11 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya