Jack Ma Pendiri Alibaba Terlihat Telah Kembali ke Cina, Pertanda Apa?

Rabu, 29 Maret 2023 15:01 WIB

Pendiri Alibaba, Jack Ma, menghadiri pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, 18 Januari 2017. [REUTERS / Ruben Sprich]

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Alibaba Jack Ma telah terlihat kembali di Tiongkok setelah menghabiskan waktu berbulan-bulan di luar negeri, sebuah pertanda potensial bahwa Beijing mulai kembali menerima raksasa teknologi setelah tindakan keras terhadap sektor ini selama 18 bulan.

Jack Ma mengunjungi sekolah Yungu di Hangzhou, kota di mana Alibaba Group berkantor pusat, untuk berbicara dengan para guru tentang bagaimana memberikan pendidikan bagi anak-anak di era kecerdasan buatan, menurut sebuah postingan WeChat dari sekolah tersebut.

Miliarder ini mengatakan bahwa teknologi seperti ChatGPT yang populer telah membawa tantangan pada pendidikan, tetapi kecerdasan buatan dapat digunakan untuk memecahkan masalah, menurut unggahan WeChat.

Ini adalah pertama kalinya Ma muncul di depan umum di Cina sejak tahun lalu. Ma telah melakukan perjalanan ke luar Cina selama beberapa bulan terakhir dan terlihat di Spanyol, Jepang, dan Thailand.

Kemunculan kembali Jack Ma terjadi setelah tindakan keras terhadap kerajaannya yang dimulai pada akhir 2020 ketika Ant Group, perusahaan teknologi keuangan milik miliarder ini, terpaksa membatalkan pencatatan sahamnya di Hong Kong dan Shanghai. Jack Ma membuat komentar yang tampak kritis terhadap regulator keuangan Cina sebelum pembatalan pencatatan tersebut.

Advertising
Advertising

Setelah itu, Beijing memperketat peraturan di sektor domestik. Alibaba, perusahaan yang didirikan Ma, terkena denda antimonopoli sebesar $2,6 miliar pada tahun 2021.

Ant Group telah menjalani reformasi di bawah pengawasan bank sentral Cina untuk mematuhi peraturan, sementara Ma secara perlahan menyerahkan kendali atas perusahaan fintech tersebut.

Pengetatan peraturan di sektor teknologi di Tiongkok memicu kekhawatiran investor bahwa Presiden Xi Jinping berbalik melawan perusahaan swasta dan pengusaha.

Namun, Cina telah menghadapi pertumbuhan ekonomi yang lemah selama setahun terakhir karena kebijakan nol-Covid yang sekarang dihapus. Sementara itu, Beijing telah berupaya untuk menghidupkan kembali ekonomi. Mengizinkan Ma kembali ke dalam lipatan bisa menjadi pengakuan dari Beijing bahwa mereka membutuhkan bisnis swasta untuk melakukan itu.

"Pertumbuhan ekonomi kembali ke jalurnya mungkin merupakan prioritas politik terbesar yang dihadapi Partai (Komunis) saat ini, dan kelas wirausaha yang lebih optimis adalah kuncinya," kata Xin Sun, dosen senior bisnis Cina dan Asia Timur di King's College London, kepada CNBC melalui surat elektronik.

Sun mengatakan ia menduga ada "semacam kesepakatan" antara jack Ma dan pemerintah agar ia kembali dan tampil di depan publik. "Dengan melakukan hal tersebut, pemerintah bermaksud untuk memberi sinyal kehangatannya terhadap sektor swasta dan investor-jika Jack Ma saja dianggap telah diampuni, semua orang seharusnya merasa aman dan diterima," kata Sun.

Ada tanda-tanda lain bahwa Beijing melonggarkan beberapa pengetatan peraturan di sektor ini. Regulator telah memberikan lisensi kepada game-game asing untuk dirilis di Cina, misalnya. Dan perusahaan transportasi online Cina, Didi, yang menghadapi penyelidikan keamanan siber dari regulator dan dipaksa untuk keluar dari Bursa Efek New York, mengisyaratkan bahwa mereka ingin memperluas bisnisnya.

Pilihan Editor: Kisah Jatuh Bangun Jack Ma, Entrepreneur Pendiri Alibaba Group, Siapa Nama Aslinya?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

17 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya