Komisi IV DPR Kecewa Kementan Tak Miliki Data Produksi Beras, Hanya Gunakan Data BPS

Senin, 20 Maret 2023 17:33 WIB

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 7 Juli 2020. Rapat itu membahas program strategis kementrian dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi dampak COVID-19. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi IV DPR RI menyayangkan data produksi beras yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian atau Kementan hanya mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS).

Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengatakan, seharusnya Kementan memiliki data yang riil, bukan mengandalkan data BPS yang dikeluarkan secara periodik dalam kurun waktu tertentu.

Hal itu disampaikannya saat memimpin rapat kerja Komisi IV dengan Kementerian Pertanian yang ditunda karena pejabat penting instansi tersebut mangkir dari agenda rapat, Senin 20 Maret 2023.

"Kemarin saya ketemu Wandi (Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi) saya tanyakan, "Wandi bagaimana mengenai panen? Prediksinya apa?" "Sudah saya sampaikan bahannya itu data BPS". "Berdasarkan data BPS, oh," kata Sudin menirukan percakapan kala itu, Senin 20 Maret 2023.

Padahal, kata Sudin, pada Desember 2022 lalu, BPS mengaku mengeluarkan data dengan kondisi tidak sesuai dengan kondisi teraktual misalnya soal inflasi, "Malah kami juga menyayangkan data produksi BPS dari mana kalau bukan dari dinas," kata Sudin.

Advertising
Advertising

Sudin mengatakan, kondisi terkini sedang mengalami inflasi harga pangan, sehingga tidak cocok dengan data BPS yang dijadikan acuan data produksi beras oleh Kementan.

Selanjutnya: di sejumlah daerah beras mengalami kelangkaan

<!--more-->

Kondisi inflasi ini, kata Sudin, terlihat dari harga beras medium yang sudah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang berkisar di Rp 10.900-an per kilogram. Bahkan, ia juga menyebut di sejumlah daerah beras mengalami kelangkaan.

"Beras medium minimal dimana-mana 10.500 dan berasnya langka. Setiap kenaikan harga beras Rp100 per kg mengakibatkan 0,03 persen inflasi. Ini analisa dari BRIN. Kalau dari BPS beda lagi, jika kenaikan harga beras 20 persen maka memberikan andil terhadap inflasi 0,64 persen. Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, kenaikan HPP 100 persen mengakibatkan mendorong inflasi," ujarnya.

Komisi IV DPR RI menunda pelaksanaan rapat kerja bersama Kementan pada hari ini, Senin, 20 Maret 2023. Alasannya karena banyak pejabat yang tidak hadir mulai dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi dan Inspektur Jenderal Kementan Jan S Maringka dalam rapat kerja Komisi IV.

"Jujur saya katakan saya tersinggung," kata Ketua Komisi IV DPR RI Sudin yang memimpin jalannya rapat. "Setelah mendapatkan masukan dari beberapa fraksi dan pimpinan, rapat kami tunda."

Pilihan Editor: Produksi 2,7 Juta Ton Gabah, Kementan Minta Sumsel Tekan Laju Alih Fungsi Lahan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

6 jam lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

7 jam lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

20 jam lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

21 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

1 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

1 hari lalu

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Revisi Permentan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi secara akurat dan tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

1 hari lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya