Merial Institute Apresiasi Komitmen Jokowi Bangun Ekosistem Pemuda Berkelanjutan
Reporter
Tempo.co
Editor
Agung Sedayu
Kamis, 16 Maret 2023 15:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Merial Institute Arief Rosyid Hasan apresiasi komitmen Presidan Jokowi membangun ekosistem pemuda berkelanjutan melalui Tim Nasional Kepemudaan. “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden Jokowi dan segenap jajaran Kementerian Pemuda dan Olahraga,” ujar Arief dalam siaran pers pada Kamis, 16 Maret 2023.
Melalui program tersebut, Arief berharap, segala gagasan cemerlang generasi muda bisa lebih mudah diwujudkan. “Agar semua narasi itu menjadi konkrit, ketika bicara soal pemuda, kita harus menempatkannya sebagai subjek yang ikut duduk dan diberikan ruang untuk berpartisipasi, bahkan sampai tahap pembuatan kebijakan,” ujarnya. Merial Institute adalah lembaga think tank kepemudaan yang berfokus untuk berkontribusi pada pembangunan pemuda menuju Indonesia Emas 2045.
Pada bulan Februari lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia terdahulu Zainuddin Amali membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Tim Koordinasi Nasional Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan melalui Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kepmen) Nomor 23 Tahun 2023 yang ditetapkan akhir Februari lalu.
Pokja yang terdiri lebih dari 80 orang ini diketuai oleh Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Asrorun Niam Sholeh. Pokja ini merupakan amanat Perpres No. 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Pelayanan Kepemudaan, yang kemudian disempurnakan melalui Perpres No. 43 Tahun 2022.
Arief yang menjabat sebagai Ketua Umum PB HMI 2013-2015 ini juga menyampaikan bahwa dibentuknya Tim Nasional Kepemudaan menegaskan komitmen Presiden Joko Widodo dan beserta segenap jajaran Kemenpora untuk fokus membangun olahraga Indonesia sekaligus serius memperhatikan isu-isu kepemudaan.
Menurut Arief, pada 2045 mendatang Indonesia diperkirakan akan merasakan bonus demografi, bertepatan dengan Indonesia yang berusia 100 tahun. Bonus demografi ini akan membawa berbagai banyak kesempatan. Antara lain menjadi momentum untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, mengurangi angka pengangguran, serta pada akhirnya, mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya: Namun, apabila tidak dipersiapkan dengan matang...
<!--more-->
Namun, apabila tidak dipersiapkan dengan matang, hal itu justru dapat menjadi boomerang. “Di mana angkatan muda yang seharusnya menjadi industry ready malah tidak siap menjawab kebutuhan industri, ataupun kurangnya lapangan kerja untuk menyerap generasi muda pada 2045 nanti,” kata Arief.
Arief berharap setiap Kementerian dan Lembaga bekerja sama meningkatkan berbagai program kepemudaan dari hulu ke hilir, mulai dari kebijakan hingga program pemberdayaan pemuda. Apa lagi koordinasi lintas sektor yang didorong Presiden Jokowi sejak 2017 ini bicara soal kolaborasi, gotong royong. “Jangan sampai egosektoral yang tinggi menjadi hambatan dalam kerja sama,” ujarnya.
Terkait anak muda yang seringkali dinilai anarkis dan tidak produktif di berbagai sudut di Indonesia, Arief mengatakan bahwa persoalan tersebut bisa diselesaikan jika ada keteladanan. “Seperti pepatah, satu teladan lebih baik daripada seribu nasihat,” ujarnya. “Karena itu kepemimpinan anak muda harus kita siapkan. Kita sebagai tokoh-tokoh muda harus mendekatkan diri, turun ke berbagai daerah untuk dekat dengan para pemuda.”
Pilihan Editor: Dirut Pertamina Jelaskan Sejarah Lahan Depo Plumpang: Dibeli Pertamina namun Ditempati Warga hingga 55 Persen Lahan Menjadi Permukiman
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.