Sidak Bahan Pangan Jelang Ramadan, BPOM Solo Temukan Produk Kedaluwarsa

Selasa, 14 Maret 2023 16:28 WIB

Criminal Justice Sistem (CJS) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap alat-alay yang digunakan untuk mengubah tanggal kadaluarsa di Gedung (BPOM), Jakarta, Senin 20 Mei 2019. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Solo - Pemerintah Kota Solo mengintensifkan pemantauan terhadap peredaran makanan dan bahan pangan di masyarakat menjelang datangnya Ramadan 2023 ini.

Melalui inspeksi mendadak (sidak) yang dilaksanakan Tim gabungan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), masih ditemukan sejumlah produk atau bahan makanan yang telah kedaluwarsa dan cacat kemasan masih dijual sejumlah pasar tradisional di Kota Bengawan menjelang Ramadan 2023, Selasa, 14 Maret 2023.

Kegiatan itu menyasar sejumlah pasar tradisional dan pasar modern atau toko di Solo. Ada empat sasaran tempat kegiatan, dua di antaranya Pasar Legi dan Pasar Harjodaksino, serta dua lainnya yang merupakan pasar modern yaitu Indomaret dan Superindo.

Kepala Disdag Kota Solo, Heru Sunardi mengemukakan pemantauan atau sidak produk dan bahan makanan itu dilaksanakan dalam menjelang bulan Ramadan dan Lebaran. Sebelumnya kegiatan serupa telah menjadi agenda rutin bagi Disdag dan BPOM.

"Hari ini tim melakukan monitoring di pasar tradisional dan pasar modern, ada beberapa hasil temuan saat dilakukan monitoring di antaranya sering dijumpai adalah khusus di pasar tradisional itu barang-barang yang kedaluarsa terus juga cacat kemasan namun masih dijual," ungkap Heru kepada awak media di Solo usai pemantauan, Selasa 14 Maret 2023.

Advertising
Advertising

Adapun di pasar modern, Heru mengatakan yang sering dijumpai adalah cacat kemasan yang mungkin terjadi pada saat di etalase atau jatuh, pada saat konsumen membeli namun dari petugasnya belum digantikan.

Analis Perdagangan Ahli Muda Disdag Veronica Erna menambahkan beberapa jenis makanan yang sudah kedaluwarsa saat disidak di antaranya kerupuk, rengginang, roti kaleng, rambak, semacam kacang-kacangan. Adapun jenis makanan yang tidak bersih dan tidak layak konsumsi seperti kacang hijau, kacang tanah, dan makanan kecil atau snack.

Selanjutnya: imbauan kepada pengelola pasar modern lebih mudah dibandingkan pasar tradisional

<!--more-->

"Bukan hanya kedaluwarsa tetapi kemasan dan kebersihan kurang, seperti debu tebal," kata Vero, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut Heru mengatakan dari tim disarankan dan diarahkan barang-barang yang sudah cacat dan mendekati kadaluarsa khususnya di pasar modern untuk ditarik dan tidak diperjualbelikan. Adapun yang di pasar-pasar tradisional yang cacat kemasan atau kadaluarsa juga diminta agar tidak dijual.

"Kami minta agar suppiler-nya untuk mengambil yang baru supaya diganti barang yang baru. itu hasil dari pengamatan kami. pengamatan ini tidak hanya mendekati bulan Ramadan dan lebaran, namun rutinitas kita lakukan terkait dengan perlindungan konsumen, cuma kalau momen-momen penting ini kami melakukan pengamatan di lapangan, sidak di lapangan itu dengan kekuatan tim yang besar, kita juga melibatkan dari Satpol PP, dari BPOM dan sebagainya," tuturnya.

Heru mengakui imbauan kepada pihak pengelola pasar modern dirasa lebih mudah dibandingkan pasar tradisional.

"Ke pasar modern kami lebih mudah untuk mengimbaunya artinya kalau sudah ditemukan bahkan pada saat itu sama petugas langsung ditarik langsung ditarik, dan saya yakin kok tidak akan di pasang kembali karena nanti kami akan tindaklanjuti dengan surat juga hasil pengawasan pada tanggal berapa saudara melakukan ini untuk itu tidak diulang lagi, karena sudah terkait dengan brand perusahaan ya untuk konsumennya lari," ungkap dia.

Berbeda dengan yang di pasar tradisional menurut Heru, dibutuhkan strategi untuk mengedukasi pedagang pasarnya.

"Mungkin pada saat inspeksi seperti ini, tapi ada orang tanya, (dijawab) adanya hanya itu ya dikasih. Untuk itulah itu kan perlu mengedukasi pedagang di pasar-pasar tradisional," tuturnya.

Pilihan Editor: Kementerian Perdagangan: Pasokan Pangan Periode Ramadhan hingga Lebaran Surplus

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

1 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

6 hari lalu

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

6 hari lalu

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

EVP of Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan penjualan tiket kereta api kelas Suite Class Compartment dan Luxury laris dibeli saat pelaksanaan angkutan masa Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

7 hari lalu

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

7 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bawang Merah Rp 80 Ribu, Menteri Zulhas: Gara-gara Lebaran

7 hari lalu

Bawang Merah Rp 80 Ribu, Menteri Zulhas: Gara-gara Lebaran

Harga bawang merah naik hingga Rp 80 ribu per kilogram. Menteri Zulhas bilang gara-gara lebaran.

Baca Selengkapnya

Penumpang Commuter line di Masa Angkutan Lebaran Mencapai 20 Juta

8 hari lalu

Penumpang Commuter line di Masa Angkutan Lebaran Mencapai 20 Juta

PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI mencatat total 20.944.000 penumpang commuter line selama masa angkutan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

22 Hari Jadi Angkutan Lebaran, PT KAI Divre 1 Sumut Angkut 187.584 Penumpang

8 hari lalu

22 Hari Jadi Angkutan Lebaran, PT KAI Divre 1 Sumut Angkut 187.584 Penumpang

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI resmi menutup pelaksanaan Angkutan Lebaran 2024 yang telah berlangsung selama 22 hari sejak 31 Maret.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

8 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya