Soal Badai PHK Akan Terus Berlanjut, Direktur Celios: Resesi Menjadi Momentum untuk Efisiensi

Reporter

Riri Rahayu

Editor

Agung Sedayu

Sabtu, 11 Februari 2023 15:58 WIB

Ilustrasi PHK. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkap sejumlah faktor yang mendorong terjadinya pemutusan hubungan kerja atau PHK. Pertama, inflasi yang mempengaruhi daya beli. Sehingga, produk kategori menengah ke atas atau produk sekunder dan tersier, permintaanya menurun.

“Ketika ada ancaman resesi, inflasi naik, suku bunga naik, konsumen memang akan mengurangi daya beli,” ujar Bhima ketika dihubungi Tempo melalui sambungan telepon, Jumat, 10 Februari 2023.

Faktor kedua, adalah langkah perusahaan untuk melakukan reorganisasi. Meskipun tidak ada penurunan pendapatan yang signifikan, momentum ancaman resesi ini dimanfaatkan perusahaan untuk mengurangi karyawan. Terlebih untuk perusahaan yang bergerak di bidang spesifik, seperti layanan hiburan streaming film.

Menurut Bhima, tren masyarakat yang menonton film dari rumah akibat pandemi Covid-19 akan tetap berlanjut meski situasi sudah membaik. Artinya, terjadi perubahan kebiasaan dalam menonton. Bisnis streaming film pun dianggap lebih menguntungkan ketimbang memutar film di bioskop yang biaya operasionalnya lebih besar.

“Meski awalnya sudah ada rencana memangkas unit bisnis yang tidak profitable, mereka (perusahaan) menggunakan resesi sebagai pembenaran untuk melakukan efisiensi,” tutur Bhima.

Advertising
Advertising

Faktor ketiga, yakni dorongan untuk menormalkan kembali biaya untuk belanja pegawai. Hal ini tidak terlepas dari fenomena karyawan start up yang mendapat gaji sangat besar. Ketika situasi berubah dan investor turun, perusahaan rintisan pun mau tidak mau memangkas karyawan.

“Ancaman resesi digunakan untuk memangkas biaya itu. Jadi bisa bertujuan ketika mereka membuka rekrutmen baru, mereka bisa gunakan gaji atau insentif baru,” ujar Bhima.

Bhima memprediksi gelombang PHK akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Sebab menurutnya, tahun ini menjadi tahun menantang. Perusahaan melakukan efisiensi untuk mendapat keuntungan lebih tinggi.

Fenomena ini, Bhima melanjutkan, juga tidak terlepas dari perubahan kebutuhan tenaga kerja. Terlepas dari perubahan akibat pandemi, Bhima mengatakan disrupsi era digital juga belum selesai. Masih aka nada bisnis maupun profesi baru yang bermunculan.

“Misalnya, sekarang perusahaan membutuhkan tenaga IT yang lebih spesifik dan bukan sekadar untuk big data,” kata Bhima. “Profesi-profesi baru kemungkinan akan muncul. Itu juga yang harus dipersiapkan pemerintah, perguruan tinggi,” bebernya.

Fenomena PHK memang terjadi di beberapa waktu terakhir. Di Indonesia, fenomena ini terjadi pada sejumlah perusahaan startup. Misalnya, GoTo yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada 1.300 karyawan pada November lalu. Direktur GOTO Melissa Siska Juminto mengatakan langkah tersebut terpaksa diambil untuk mendorong kinerja bisnis yang semakin sehat.

Teranyar, badai PHK juga menimpa perusahaan multinasional Walt Disney dan Yahoo. Walt Disney melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.000 pekerjanya pada Rabu, 8 Februari 2023. Jumlah PHK tersebut setara 3,6 persen dari jumlah tenaga kerja global Disney. Walt Disney mengambil langkah ini dengan alasan untuk menghemat US$ 5,5 miliar biaya dan membuat bisnis streaming yang menguntungkan.

Sementara Yahoo, akan melakukan pemutusan kerja atau PHK terhadap lebih dari 20 persen karyawannya. Perusahaan tersebut melakukan PHK sebagai bagian dari restrukturisasi pada divisi periklanan.

Juru Bicara Yahoo mengatakan pemangkasan tenaga kerja ini akan berdampak pada kurang lebih 50 persen karyawan di divisi iklan pada akhir tahun ini. “Termasuk hampir 1.000 karyawan pada Minggu ini,” katanya, Kamis, 9 Februari 2023, dikutip dari Reuters.

Langkah pengurangan tenaga kerja ini memungkinkan perusahaan mempersempit fokus dan investasinya pada bisnis iklan andalannya yang disebut DSP. Yahoo disebut terpaksa melakukan PHK lantaran banyak pengiklan yang mengurangi anggaran pemasaran mereka. Hal itu tidak terlepas dari tingkat inflasi yang tinggi dan ketidakpastian akan resesi yang masih berlanjut.

Pilihan Editor: Yahoo dan Walt Disney Pangkas Karyawan, Terdampak Resesi Global



Berita terkait

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

4 hari lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

13 hari lalu

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

13 hari lalu

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

Salah satu karyawan Google pun buka suara terkait PHK yang dilakukan Google terhadap 28 karyawan.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

13 hari lalu

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

Perusahaan yang melakukan PHK perlu memperhatikan beberapa ketentuan mengenai hak dan kewajibannya terhadap karyawan.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

16 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

16 hari lalu

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

Raksasa teknologi Tesla, Google, dan Amazon melakukan PHK karyawan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

36 hari lalu

Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

Hingga detik ini, RM, mahasiswa Universitas Jambi itu menyimpan kisah pilu ferienjob dengan kedok magang mahasisw dengan tidak memberitahu keluarga.

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

45 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Bos Unilever Beberkan Alasan Pisahkan Unit Bisnis Es Krim dan PHK 7.500 Pekerja

45 hari lalu

Bos Unilever Beberkan Alasan Pisahkan Unit Bisnis Es Krim dan PHK 7.500 Pekerja

Unilever membeberkan alasan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.500 karyawannya di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Unilever Akan PHK 7.500 Karyawan, Begini Penjelasan Lengkap CEO Hein Schumacher

46 hari lalu

Unilever Akan PHK 7.500 Karyawan, Begini Penjelasan Lengkap CEO Hein Schumacher

Unilever bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 7.500 karyawannya di seluruh dunia. Begini penjelasan lengkap CEO Unilever

Baca Selengkapnya