Hati-hati Beras Oplosan, Buwas: Ada Beras Rojolele Dicampur Beras Impor Thailand dan Vietnam

Jumat, 10 Februari 2023 17:11 WIB

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur pada Jumat, 3 Februari 2022. Ia menduga beberapa pedagang mengemas ulang beras Bulog dan menjualnya di atas batas harga eceran tertinggi. TEMPO/Riani Sanusi Putri

TEMPO.CO, Jakarta - Satgas Pangan Kepolisian Daerah Banten bekerja sama dengan Perum Bulog menangkap tujuh tersangka kasus pengoplosan beras Bulog. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan ada enam merek beras lokal yang dioplos dengan beras impor dari Bulog.

"Ada Rojolele padahal berasnya yang di-mix beras impor dari Thailand dan Vietnam. Diganti bajunya, dijual premium," ucap Buwas saat ditemui kantor Polda Banten pada Jumat, 10 Februari 2023.

Ia menuturkan beras oplosan dijual hingga Rp 12.000 per kilogram Sementara Bulog menjual beras impor seharga Rp 8.300 per kilogram dan menerapkan penjualan maksimal Rp 8.900 per kilogram dengan harapan harga di level konsumen tak melebihi Rp 9.450 per kilogram.

Pengoplosan beras impor dengan beras lokal yang selanjutnya dibungkus dengan kemasan beras premium itu merugikan pembeli sekaligus menyebabkan upaya Bulog menekan harga beras tidak efektif. "Kalau tidak diawasi, maka akan hilang beras ini, tidak berpengaruh terhadap menurunkan harga," kata dia.

Buwas mengungkapkan penyelidikan atas kasus serupa akan terus dilakukan. Terlebih di 12 titik tempat penyaluran beras impor.

Advertising
Advertising

Kepala Polda Banten Rudy Heriyanto Adi Nugroho mengatakan ada enam modus yang dilakukan oleh para tersangka. Pertama, tersangka melakukan pengoplosan beras Bulog dan beras lokal. Kedua, pengemasan ulang beras Bulog menjadi beras premium. Ketiga, menjual beras di atas harga HET. Keempat, memanipulasi data pengiriman dari distributor maupun mitra Bulog. Kelima, masuk ke tempat penggilingan padi seolah-olah merek sendiri. Keenam, memonopoli sistem dagang.

Polda Banten menyita 350 ton beras sebagai barang bukti kasus ini. Beras yang disita oleh Polda Banten berasal dari merek Dewi Sri, PS, Badak, Rojolele, SB, dan PL. Selain itu, Polda Banten juga menyita tiga timbangan digital, enam mesin jahit karung, 8.000 karung beras merk Bulog, 10.000 karung beras premium, beserta sejumlah bukti transfer, dan 50 nota penjualan.

Para tersangka dijerat pasal 62 ayat 1 juncto pasal 8 ayat 1 huruf a dan b Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, dengan ancam pidana paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp 2 miliar. Kemudian pasal 382 KUHP dengan pidana maksimal 1 tahun 4 bulan.

Pilihan Editor: Polda Banten Tangkap Pengoplos Beras Bulog, Buwas: Bukti Ada Mafia Beras

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.



Berita terkait

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

6 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

6 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

7 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

8 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

9 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

9 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

10 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

11 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

11 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

11 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya