Soal Food Estate Dinilai Gagal, Kementan: Pembukaan 215 Hektare Lahan Kurang dari 6 Bulan
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Martha Warta Silaban
Senin, 30 Januari 2023 09:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto membeberkan alasan food estate Humbang Hasundutan dinilai gagal oleh sejumlah pihak. Ia berujar Kementan terpaksa melakukan seluruh pembukaan 215 lahan dan pengkondisian tanah selama kurang dari enam bulan, yakni dari Agustus hingga Desember 2020.
Padahal, menurutnya tanah di Kabupaten Humbang Hasundutan itu seharusnya disiapkan lebih lama hingga beberapa tahun. Namun, karena proyek ini dimulai pada pertengahan tahun, Kementan terdesak untuk menyelesaikannya demi realisasi anggaran 2020 yang tak bisa loncat tahun.
Baca: Food Estate di Humbang Hasundutan Dinilai Gagal, Ini Penjelasan Lengkap Anak Buah Luhut
"What do you expect? Susah kan? Ya sudah. Memang budaya itu seperti orang mengembalikan telapak tangan?" kata Prihasto saat ditemui Tempo di Coffee Hotel Dolok Sanggul, Sumatera Utara pada Kamis, 26 Januari 2023.
Kendati demikian ia membantah terjadinya kegagalan panen bawang putih yang terjadi pada tahap pertama di food estate Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan. Ia mengklaim pada tahap pertama rata-rata petani memanen bawang putih sekitar 2,7 ton kalau bawang putih. Kalau 2,7 ton dijual dengan harga Rp 10.000 per kilogram, tuturnya, maka seharusnya petani bisa mengolah lahannya kembali pada musim tanam berikutnya dengan hasil penjualan itu.
Menurut Prihasto pemerintah pun tak ikut campur soal hasil panen itu, khususnya dalam penjualan. Dia mengatakan seluruh hasil panen diberikan kepada petani dan bebas digunakan untuk apa saja.
Ia juga mengklaim tak ada petani yang gagal dalam program lumbung pangan ini, karena pemerintah sudah berupaya membukakan lahan, memberi bibit, pupuk dan tenaga kerja untuk para petani yang terlibat.
"Enggak ada ruginya. Petani itu kan tinggal ongkang-ongkang saja. Tahu-tahu dia panen terus dapat duit. Harapannya duitnya itu digunakan untuk modal kembali. Penjualan bukan urusan kami," kata Prihasto.
Adapun saat ini menurutnya pengelolaan food estate Humbang Hasundutan tak lagi di bawah Kementan. Pasalnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah menunjuk Bupati Humbang Hasundutan sebagai penanggung jawab dan anak buahnya, Van Basten Pandjaitan sebagai manajer lapangan food estate.
Selanjutnya: Petani bilang bibit bawang putih tak cocok <!--more-->
Saat ditemui Tempo, Van Basten pun menyanggah kegagalan proyek lumbung pangan tersebut. Menurut dia, ada banyak variabel dan parameter kegagalan food estate seperti faktor cuaca seperti curah hujan yang tinggi, hama, dan kondisi tanah. "Kalau dibilang gagal sekarang relatif, gagalnya apa? Kalau dibilang hasil belum optimal dengan parameter kondisi tanah pertama kali, apakah disebut gagal?" kata Van Basten saat ditemui di Sumatera Utara, Kamis, 26 Januari 2023.
Tetapi, kata dia, kalau sudah masuk musim tanam kelima dan masih gagal juga, baru hal itu perlu dipertanyakan. Menurut dia, jika kondisi itu terjadi, perlu dilakukan evaluasi, apakah petani yang terlibat serius dalam menjalankan proyek ini.
Di sisi lain, Tenaga Ahli Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini tak menampik bahwa pada tahap pertama, petani masih kesulitan untuk menanam komoditas holtikultura pertama kalinya. Ia juga mengakui banyak petani yang memilih meninggalkan lahan food estate lantaran kekurangan dana.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan Tempo ratusan hektar lahan lumbung pangan atau food estate di Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan terlihat menjadi lahan terlantar berupa semak belukar. Irma Suryani Lumban Gaol, seorang petani food estate sejak penanaman tahap awal pada 2020 menuturkan sebagian besar lahan tersebut ditinggalkan para petani lantaran tak sanggup lagi menanam usai gagal panen.
Ia bercerita pada mulanya para petani mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) berupa pembukaan lahan, pemberian pupuk, obat-obatan, dan benih. Namun, Irma menyayangkan benih komoditas yang diminta ditanam adalah bawang putih. Komoditas itu, tak cocok dengan tanah di sana, hingga akhirnya gagal panen.
"Dari hasil program bantuan ini itu enggak ada hasilnya, soalnya bawang putih. Enggak ada sama sekali kami bisa jual. Lahan kami dikasih bibitnya bawang putih, enggak cocok," ujar Irma saat ditemui Tempo di kawasan food estate Humbang Hasundutan, Kamis, 26 Januari 2023.
Irma menjelaskan kegagalan panen bawang putih membuat petani tak bisa menanam di lahan untuk produksi di tahap kedua. Pasalnya, mereka tak lagi mendapatkan bantuan apapun, termasuk pendampingan. Sementara itu, Kementan berdalih petani harus mandiri setelah diberikan bantuan pada tahap pertama.
Baca Juga: Kementan Jelaskan Alasan Tak Lagi Beri Pendampingan pada Petani Food Estate
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.