Bank Indonesia: Neraca Perdagangan Indonesia 2022 Suprlus USD 54,46 Miliar

Selasa, 17 Januari 2023 08:36 WIB

Gedung Bank Indonesia (BI) di Jalan Mohammad Husni Thamrin No. 2, Jakarta, Kamis 4 Maret 2021. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia atau BI menyebut neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Desember 2022, yakni senilai 3,89 miliar dolar AS. Angka tersebut melanjtkan tren surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020. Meskipun surplus Desember kemarin tercatat lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai 5,13 miliar dolar AS.

“Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Desember 2022 secara keseluruhan mencatat surplus 54,46 miliar dolar AS. Jauh lebih tinggi ketimbang capaian pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 35,42 miliar dolar AS,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono melalui keterangan tertulis, Senin, 16 Januari 2023.

Baca Juga: Neraca Perdagangan November 2022 Surplus, BPS: 31 Bulan Berturut-turut

Erwin mengatakan surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, pihaknya pun akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah maupun otoritas kebijakan. Tujuannya agar dapat semakin meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Lebih lanjut, Erwin mengatakan surplus neraca perdagangan Desember 2022 bersumber dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Sedangkan defisit neraca perdagangan migas sedikit meningkat. Pada Desember 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat 5,61 miliar dolar AS.

Advertising
Advertising

“Perkembangan tersebut didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas yang tercatat sebesar 22,35 miliar dolar AS,” ujar Erwin.

Kinerja ekspor nonmigas yang tetap kuat tersebut bersumber dari kenaikan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti nikel, bijih logam, dan timah, seiring dengan harga komoditas global yang masih tinggi. Tak hanya itu, ekspor produk manufaktur—seperti mesin dan perlengkapan elektrik, serta pulp dari kayu—juga tercatat meningkat. Ekspor nonmigas ke Cina, Amerika Serikat, dan India, juga tetap tinggi dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia.

“Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari 1,69 miliar dolar AS pada November 2022 menjadi 1,73 miliar dolar AS pada Desember 2022,” ujar Erwin.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Menguat Tajam, Ditopang Ekspektasi Neraca Perdagangan Surplus

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

13 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

1 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

2 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya