Harga Emas Dunia Diprediksi Meroket ke USD 1.930 per Troy Ounce, Apa Saja Faktor Pemicunya?

Minggu, 15 Januari 2023 11:28 WIB

Ilustrasi Emas Batangan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan harga emas dunia bakal menguat di rentang US$ 1.910,1 hingga US$ 1.930,3 per troy ounce dalam perdagangan Senin, 16 Januari 2023. Sebelumnya, dalam penutupan pasar Amerika, harga emas dunia berada di level US$ 1.920,67 per troy ounce.

“Emas menguat selama tiga bulan terakhir karena inflasi yang surut mendorong imbal hasil obligasi dan dolar lebih rendah di tengah ekspektasi bahwa The Fed akan jauh lebih tidak agresif dengan kenaikan suku bunga tahun 2023 dibandingkan tahun 2022. Bahkan mungkin menyelesaikan pengetatan moneter jauh sebelum akhir tahun ini,” kata Ibrahim melalui keterangan tertulis, Ahad, 15 Januari 2023.

Baca: Harga Emas Mendekati Level Tertinggi Sembilan Bulan, Ini Penyebabnya

Selain itu, Ibrahim melanjutkan, dolar AS merosot ke level terendah tujuh bulan setelah data menunjukkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) AS turun ke laju paling lambat dalam setahun selama Desember. Tren pelunakan inflasi itu pun kemungkinan bakal mengundang pergeseran retorikan hawkish bank sentral AS The Federal Reserve.

Adapun secara resmi, Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa inflasi seperti yang ditunjukkan oleh IHK naik 6,5 persen dalam 12 bulan hingga Desember. Hal itu menunjukkan kenaikan tahunan paling lambat untuk CPI sejak Oktober 2021.

Advertising
Advertising

Seiring meredanya inflasi, pasar saat ini memperkirakan adanya peluang hampir 95 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Februari mendatang. Begitupun dengan para ekonom bahkan berharap bank sentral mengumumkan kenaikan yang lebih kecil lagi sebesar 25 basis poin.

“Ekspektasi yang meningkat dari pergeseran ini telah mendorong reli tajam pada emas sejak akhir Desember, mengingat logam kuning ini memberikan sedikit kelegaan setelah dihantam oleh kenaikan suku bunga yang tajam sepanjang tahun 2022,” ujar Ibrahim, mengutip President and Founder at Astronacci Aviatio Gema Merdeka Goeyardi.

Penutupan harga emas di level US$ 1.920,67 per troy ounce, menurut Gema, bakal menjadi sinyal penguatan akhir bulan ini. Bahkan, ada kemungkinan harga emas mampu menuju level tertinggi di US$ 1.985 jika sebelumnya berhasil tembus ke level US$ 1.947 per troy ounce.

Baca juga: Harga Emas Melambung, Diperkirakan Tak akan Naik Lagi dalam Waktu Dekat

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 3.000, per Gram di Level Rp 1.310.000

1 jam lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 3.000, per Gram di Level Rp 1.310.000

Harga emas Antam hari ini turun sebesar Rp 15 ribu bila dibandingkan dengan harga dalam perdagangan Senin pekan lalu.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya