Bank Indonesia Sampaikan Perkembangan Stabilitas Nilai Rupiah

Sabtu, 7 Januari 2023 16:36 WIB

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Bank Indonesia (BI) mengakui, tingkat inflasi pada tahun 2022 akan berada di atas batas atas kisaran sasaran BI yang sebesar 4 persen year on year (yoy). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini.

Baca juga : Lelang 7 Seri Surat Utang Negara Hari Ini, Pemerintah Raih Rp 19,2 Triliun

BI, dikutip dari laman resminya, mengatakan pada Kamis, 5 Januari 2023 Rupiah ditutup pada level (bid) Rp 15.605 per dolar AS. Sedangkan Yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun naik di 6,98 persen. Sementara itu, DXY[1] menguat ke level 105,04 dan Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,718 persen.

Pada Jumat, 6 Januari 2023 Rupiah dibuka pada level (bid) Rp 15.620 per dolar AS. Sedangkan Yield SBN 10 tahun naik ke 6,99 persen.

Sementara pada aliran modal asing pada Minggu I Januari 2023, BI menemukan hal-hal sebagai berikut:
1. Premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun turun ke 95,01 bps per 5 Januari 2023 dari 101,23 bps per 30 Desember 2022.
2. Berdasarkan data transaksi 2 – 5 Januari 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 8,05 triliun (beli neto Rp 9,74 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 1,68 triliun di pasar saham).
3. Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai 5 Januari 2023, nonresiden beli neto Rp 6,68 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 2,91 triliun di pasar saham.

Advertising
Advertising

Adapun terkait perkembangan inflasi, BI menyebut perkembangan harga sampai Minggu I Januari 2023 diperkirakan mengalami inflasi sebesar 0,40 persen (mtm). Hal ini berdasarkan survei pemantauan harga pada Minggu I Januari 2023.

Sedangkan komoditas utama penyumbang inflasi Januari 2023 sampai dengan pekan pertama adalah cabai rawit 0,08 persen (mtm), cabai merah 0,06 persen (mtm), bawang merah 0,04 persen (mtm), beras 0,03 persen (mtm), serta daging ayam ras, emas perhiasan, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), juga tahu mentah, bawang putih, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini adalah bensin 0,06 persen (mtm), telur ayam ras 0,02 persen (mtm), dan angkutan udara 0,01 persen (mtm).

Terakhir, BI menyebut terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Baca juga: Mengenal Inflasi, Kenaikan Harga Barang dan Jasa

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

6 jam lalu

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

Tito Karnavian menekankan pentingnya realisasi APBD dalam pengendalian tingkat inflasi.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

8 jam lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

11 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam penutupan perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

1 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

3 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

4 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

4 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

4 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

5 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

5 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya