Rupiah Melemah Rp 15,601 Per Dolar AS, Pasar Tunggu Pengumuman Hasil Pertemuan The Fed Besok
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 3 Januari 2023 16:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai rupiah menutup perdagangan Selasa, 3 Januari 2023, dengan pelemahan 28 poin di level Rp 15.601 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah juga sempat melemah 40 poin di level Rp 15.575 per dolar AS.
Di tengah pelemahan rupiah, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatatn indeks dolar terjadi lantaran pasar sedang menunggu sejumlah indikator ekonomi AS pekan ini. Termasuk nonfarm payroll untuk bulan Desember dan risalah terbaru The Fed, serta ekspetasi kebijakan moneter BoJ yang lebih ketat.
“Fokus minggu ini beralih ke rilis risalah pertemuan Desember The Fed yang akan dirilis pada hari Rabu (besok). Pasar akan mengamati lebih banyak sinyal dari bank sentral tentang apakah memperlambat laju kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Ibrahim melalui keterangan tertulis, Selasa, 3 Januari 2023.
Ibrahim menyebut pasar memperkirakan probabilitas lebih dari 90 persen bahwa bank akan menaikkan suku bunga pada Februari mendatang sebesar 25 basis poin.
Sementara itu, dari dalam negeri, pelemahan rupiah hari ini terjadi seiring dengan perlambatan ekonomi global yang masih terjadi hingga kuartal akhir tahun 2022. Hal tersebut, kata Ibrahim, tidak terlepas dari efek lanjutan downside risk dari pandemi yang belum berakhir sepenuhnya.
Selanjutnya: Tahun 2022 menjadi tahun yang brutal ...
<!--more-->
Tak hanya itu, dunia saat ini juga masih dihadapkan pada konflik geopolitik Russia-Ukraina. Walhasil, harga-harga komoditas mengalami kenaikan. Hal itu pula yang mendorong terjadinya inflasi tinggi di seluruh dunia—terutama di negara maju.
“Tahun 2022 menjadi tahun yang brutal bagi perekonomian, termasuk bagi negara-negara besar di dunia. Meski begitu, capaian Indonesia masih baik dibandingkan dengan negara-negara lain.itupin terlolong oleh ekspor komoditas yang meningkat tajam,” ujar Ibrahim.
Dia menyebut, secara makro, kondisi ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain. Indikasinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat selama 2022. Adapun pada triwulan pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 4,83 persen. Kemudian meningkat menjadi 5,60 persen pada triwulan kedua, dan menjadi 5,77 persen pada triwulan ketiga. Sementara pada triwulan keempat, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan di bawah 5 persen.
“Kondisi ini bisa disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2022 diperkirakan diatas 5 persen,” kata Ibrahim.
Adapun untuk perdagangan Rabu besok, Ibrahim memperkirakan rupiah dibuka berfluktuatif, tetapi masih melemah direntang Rp. 15.590 hingga Rp. 15.650.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini