Zulhas Pertanyakan Data Surplus Beras Versi Kementan: Dari Mana Dasarnya?
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 27 Desember 2022 13:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mempertanyakan data surplus beras yang disebutkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Sebab, ada berbagai faktor yang mengakibatkan produksi petani semakin tergerus setiap tahun.
"Jadi saya juga enggak percaya itu ada stok 7 juta itu. Lahannya aja semakin berkurang, bukan tambah lebih. Jadi kalau produksi naik-naik itu dari mana dasarnya?" kata Zulkifli dalam acara Polemik Impor Beras di Akhir Tahun yang digelar ICMI secara virtual pada Selasa, 27 Desember 2022.
Baca: Bulog Belum Salurkan Beras Impor ke Pasar, Zulhas: Masih Takut-takut
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim Indonesia tahun ini surplus beras hingga hampir 7 juta ton. Namun Klaim tersebut dibantah oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas.
Buwas mengatakan pihaknya telah memverifikasi data surplus beras yang disodorkan oleh Kementan namun hasilnya stok dalam negeri rendah. Pemerintah pun akhirnya memutuskan melakukan impor karena stok cadangan beras pemerintah (CBP) semakin tiris di bawah batas aman 1,2 juta ton.
Lebih jauh Zulhas berujar dirinya juga tak percaya Indonesia mengalami surplus beras. Musababnya, masih banyak kendala yang dihadapi petani, seperti masalah stok dan harga pupuk, obat-obatan, irigasi, hingga konversi lahan pertanian yang terus terjadi. Bahkan ia menilai irigasi pertanian Tanah Air saat ini masih belum bisa menandingi sistem di masa kepemimpinan Presiden Soeharto.
"Produksi itu kan akan produktif kalau pupuknya lengkap dan cukup, kalau obat-obatan ada, irigasi bagus. Lah ini pupuknya kurang bagus, irigasinya tidak pernah menyaingi zaman Soeharto. Obat-obatan tidak terkendali," ucapnya.
Selanjutnya: Kepala BPS Margo Yuwono menyatakan...
<!--more-->
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyatakan berdasarkan catatan BPS, produksi beras pada 2022 masih mencukupi jika dibandingkan dengan perkiraan konsumsinya.
"Sehingga kalau kita kalkulasi selama setahun, jumlah produksi beras itu sebetulnya cukup. Jadi beras itu dalam negeri cukup. Kalau dari produksi dan perkiraan konsumsinya," tutur Margo saat ditemui di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat pada Senin, 5 Desember 2022.
Kendati mencukupi, Margo menjelaskan permasalahan beras terjadi karena panen raya yang berlangsung pada Maret hingga April 2022 hanya terjadi di beberapa wilayah saja. Tidak semua provinsi merupakan sentra produksi padi. Sehingga pemerintah perlu mengelola penyaluran dari wilayah yang surplus ke wilayah yang kekurangan pasokan beras.
BPS dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) akhirnya memutuskan untuk melakukan survei dan evaluasi soal pasokan beras di Indonesia pada 31 Desember nanti. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya bersama BPS akan memverifikasi data stok yang telah tercatat dengan yang sesungguhnya tersedia di lapangan.
Baca juga: Terkini Bisnis: Blak-blakan Zulhas Soal Impor Beras, Jokowi Larang Rokok Dijual Eceran
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.