Kecelakaan Kereta Kerja Proyek KCJB, Berikut 5 Rangkuman Faktanya
Reporter
Muhammad Syaifulloh
Editor
Bram Setiawan
Selasa, 20 Desember 2022 11:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung berulang kali ada kecelakaan. Pada Minggu, 18 Desember 2022, rangkaian kereta kerja untuk pemasangan rel keluar jalur. Pemasangan rel itu di Kabupaten Bandung Barat. Kecelakaan tersebut berakibat enam orang menjadi korban. Adapun dua korban jiwa, dua orang luka berat, dan dua korban luka ringan.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo memastikan korban yang meninggal dan luka-luka karena kecelakaan kereta kerja KCJB warga negara asing atau WNA Cina. "Betul (WNA Cina), informasi dari Polda Jawa Barat, pekerja teknis," kata Dedi pada Senin, 19 Desember 2022, dikutip dari Antara. WNA Cina itu pekerja proyek KCJB.
Fakta soal kecelakaan kereta cepat
1. Bukan yang pertama kali
Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menilai kecelakaan kereta kerja milik proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bukan pertama kali. Sebelumnya, kata dia, ada kecelakaan pipa gas PT Pertamina (Persero) yang terbakar, lalu, bahkan ada pilar yang diambrukan dan menimpa eskavator.
Menurut dia, kereta yang anjlok itu tak lepas dari masalah kejar tayang yang sudah ditargetkan. Kereta kilat itu ditargetkan beroperasi pada Juni 2023.
Baca: 2 WNA Cina Meninggal di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ini Kata Bos KCIC
2. Setop sementara
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (DJKA) Kementerian Perhubungan M. Risal Wasal mengatakan, proyek KCJB memungkinkan untuk setop sementara. “Untuk kepentingan investigasi dimungkinkan diberhentikan sementara kegiatan. Semoga kegiatan ini tidak mempengaruhi timeline pekerjaan,” katanya kepada Tempo, Senin, 19 Desember 2022.
3. Bukan rangkaian KCJB
GM Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Rahadian Ratry memberikan keterangan kereta yang keluar jalur bukan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Tapi, rangkaian kereta kerja yang berupa lokomotif dan mesin pemasangan rel.
4. Evaluasi pengerjaan
"Kami melakukan evaluasi di lapangan. Yang paling penting ini bukan kereta cepat yang anjlok, melainkan kereta kerja," kata Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi, dikutip dari Koran Tempo.
Ia menjelaskan, rangkaian yang anjlok kereta kerja dan mesin pemasangan rel menggunakan ballasted. Rangkaian kereta kerja pemasang rel ballasted itu setiap hari ditargetkan memasang satu kilometer rel.
Setelah kecelakaan, pekerjaan di lokasi kejadian masih menyisakan 3 kilometer yang akan dilakukan secara manual. Ballasted adalah bagian dari badan jalan kereta tempat peletakan bantalan rel yang terdiri atas batu kricak. Adapun non-ballasted tidak menggunakan batu kricak.
5. Tiga kemungkinan kecelakaan
Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menjelaskan beberapa faktor. Pertama, kemungkinan soal pekerjanya, apakah fokus atau tidak, sehingga ada pelanggaran teknis. Faktor kedua, bisa juga terjadi karena adanya gangguan sarananya seperti pengereman. Faktor ketiga pekerjanya yang letih karena jam kerjanya tinggi yang termasuk dalam kesalahan manajemen selama proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
ANTARA | TIM TEMPO
Baca: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bisa Distop Sementara Usai Kereta Kerja Anjlok
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.