Ketua PP Muhammadiyah Persoalkan Impor Beras: Data Akurat atau Tidak?

Sabtu, 17 Desember 2022 11:00 WIB

Pekerja menurunkan beras impor asal Vietnam milik Perum Bulog di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 16 Desember 2022. Perum Bulog mengimpor 5.000 ton beras asal Vietnam yang dialokasikan untuk pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dilakukan secara bertahap sehingga sampai Desember 2022 total importasi beras sebanyak 200.000 ton. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mempertanyakan keputusan pemerintah melakukan impor beras. Sebab, menurut dia, impor hanya diperlukan ketika produksi dalam negeri tidak lagi mencukupi.

“Tapi pertanyaannya, betulkah produksi dalam negeri tidak mencukupi sehingga harus impor?” ucap Anwar melalui keterangan tertulis, dikutip Sabtu, 17 Desember 2022.

Baca: Harga Beras Naik, Mentan: Sekali-kali Lah Kasih Rakyat Uang

Anwar mempertanyakan data produksi dalam negeri yang menyebutkan tidak cukup untuk memenuhi konsumsi sehingga pemerintah harus mengambi langkah impor.

Akurasi data beras dipertanyakan

Advertising
Advertising

Apalagi selama ini sering kali terjadi kerancuan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Bulog.

“Pertanyaannya, apakah adanya kesimpulan harus impor itu memang sudah didasarkan pada data akurat atau tidak,” kata Anwar.

Anwar mengatakan jika impor dilakukan ketika ternyata produksi dalam negeri masih mampu untuk memenuhi permintaan pasar, hal tersebut akan memukul kehidupan petani.

Pasalnya, hal itu bakal membuat harga beras petani menjadi anjlok, bahkan tidak laku. Padahal, pemerintah bertugas melindungi rakyat dan menjamin kesejahteraannya.

“Yang harus kita lindungi dan sejahterakan itu tidak hanya rakyat sebagai konsumen, tapi juga rakyat sebagai produsen,” kata Anwar.

Pemerintah, Anwar melanjutkan, perlu menjelaskan soal urgensi impor beras agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran dan menjadi masalah. Terlebih, sebentar lagi Indonesia memasuki tahun politik. Artinya, masing-masing partai membutuhkan dana besar.

Selanjutnya: “Lalu timbul pertanyaan dari mana ..."

<!--more-->

“Lalu timbul pertanyaan dari mana duitnya ? Ya, salah satunya bisa dari impor beras ini. Untuk itu supaya negeri ini aman dan tidak ada fitnah maka perlu ada keterbukaan dari pemerintah,” ujar Anwar.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas sebelumnya menyatakan beras impor asal Pakistan, Vietnam, dan Thailand akan tiba di 14 pelabuhan di Indonesia secara berkala. Beras impor itu masuk ke Tanah Air mulai 16 Desember hingga pertengahan Februari 2023.

"Kita rapatkan beras-beras ini ke 14 pelabuhan besar. Nanti dari situ didistribusikan lagi ke beberapa titik wilayah," tuturnya saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat, 16 Desember 2022.

Pemerintah memutuskan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton demi memenuhi stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang kian tiris. Saat ini, CBP yang tersedia di gudang Bulog, kata Buwas, hanya berkisar 300 ribu ton. Padahal, batas aman CBP adalah 1,2 juta ton.

Beras impor dikirim ke 14 pelabuhan

Beras impor dikirim langsung ke 14 pelabuhan agar tidak terjadi penumpukan di DKI Jakarta. Dia berkaca pada impor pada 2018. Saat itu, penumpukan beras pernah terjadi ketika pemerintah memutuskan mengimpor beras sebanyak 1,8 juta ton.

"Ibaratnya terjadi penumpukan, terus kita dua kali kerja karena harus distribusikan ke wilayah-wilayah," kata dia.

Pada importasi beras kali ini, Bulog telah menghitung berapa banyak beras yang dibutuhkan di tiap wilayah. Sehingga, distribusi dapat lebih tepat sasaran. Selain lebih praktis, menurut Buwas strategi ini akan menghemat banyak lebih biaya distribusi.

RIRI RAHAYU | RIANI SANUSI PUTRI

Baca juga: Beras Impor Dijual Rugi Rp 500 Per Kilogram, Bulog: Kita Minta Izin Negara

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

3 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

4 hari lalu

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti buka suara terkait jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

4 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

4 hari lalu

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

Ada tiga larangan di Al-Qur'an bagi jamaah saat melaksanakan ibadah haji.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Tegaskan Nikah Beda Agama Tidak Diperbolehkan

4 hari lalu

Muhammadiyah Tegaskan Nikah Beda Agama Tidak Diperbolehkan

Abdul Mu'ti mengimbau masyarakat mematuhi ketentuan dalam kompilasi hukum Islam bahwa nikah beda agama tak diperbolehkan.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

5 hari lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

5 hari lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

5 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

6 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

6 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya