The Fed Naikkan Suku Bunga 50 Basis Poin, Level Tertinggi dalam 15 Tahun

Kamis, 15 Desember 2022 06:34 WIB

Jerome Powell. REUTERS/Joshua Roberts

TEMPO.CO, Jakarta - Bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) pada hari Rabu, 14 Desember 2022 kembali menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga ke level tertinggi dalam 15 tahun terakhir ini menunjukkan bahwa perlawanan bank sentral meredam laju inflasi masih jauh dari kata rampung.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) resmi memilih menaikkan suku bunga pinjaman overnight sebesar setengah poin persentase. Kebijakan tersebut melanjutkan siklus kenaikan suku bunga paling agresif dalam 40 tahun.

Baca: Gubernur BI Beberkan 5 Masalah Ekonomi Global yang Akan Dihadapi

Meski begitu, kenaikan setengah poin persentase atau 50 basis poin tersebut lebih rendah dari empat kenaikan suku bunga terakhir, yaitu kenaikan 75 basis poin. Pasar pun bertanya-tanya apakah di masa mendatang The Fed akan melanjutkan menaikkan suku bunga dengan nilai yang lebih kecil.

Dengan begitu, tercatat Federal Open Market Committee (FMOC) mengerek suku bunga acuannya ke kisaran yang ditargetkan 4,25 persen dan 4,5 persen. Langka ini pun menghentikan empat kenaikan tiga perempat poin berturut-turut atau kebijakan paling agresif sejak awal 1980-an.

Advertising
Advertising

Indeks Dow Jones Industrial Average langsung ambrol hampir 500 poin tepat setelah pengumuman pada sore hari, tetapi kemudian sedikit memantul atau rebound.

Inflasi terburuk sejak 1980-an

Saat ini ekonomi AS dirundung oleh inflasi terburuk sejak awal 1980-an. Hal ini pula yang telah mendorong langkah agresif bank sentral untuk mengendalikan inflasi tertinggi dalam empat dekade tersebut.

Tapi tingginya suku bunga tinggi ini meningkatkan risiko yang menyebabkan resesi. Tak sedikit ekonom memprediksi penurunan suku bunga hanya sedikitterjadi di paruh kedua tahun depan.

Apalagi tingkat kenaikan harga atau inflasi masih tinggi dan ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) pada hari Selasa lalu, 13 Desember 2022. Hal ini terlihat dari harga pangan terus meningkat yang membebani pengeluaran keluarga yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Per November lalu, harga makanan melonjak ke rekor tertinggi, atau naik 0,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Harga makanan itu meroket hingga 10,6 persen ketimbang periode serupa tahun lalu. Namun biaya bensin agak turun dari harga tertinggi sebelumnya meskipun tetap jauh lebih tinggi daripada sebelum krisis inflasi.

ANTARA

Baca juga: Rupiah Loyo Lagi di Tengah Sinyal Kuat Kenaikan Suku Bunga The Fed

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

4 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

7 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

2 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya