Bupati Meranti Berseteru dengan Kemenkeu, Berikut Kronologi Awal Mulanya
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 12 Desember 2022 12:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Muhammad Adil yang menyebutkan pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai iblis atau setan menimbulkan menimbulkan perseteruan. Adil mengatakan Kemenkeu telah mengeruk keuntungan dari eksploitasi minyak di daerah Kepulauan Meranti.
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo pun akhirnya menanggapi tudingan tersebut. Melalui akun Twitter pribadinya, Yustinus menyatakan keberatan dan menyayangkan munculnya pernyataan Adil. Berikut kronologi perseteruan Bupati Meranti versus Kemenkeu:
Baca: Sri Mulyani: Peningkatan Cukai Dorong Indeks Kemahalan Rokok
1. Bupati Meranti kecewa kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
Dalam rapat koordinasi Pengelolaan Pendapatan Belanja Daerah se-Indonesia di Pekanbaru, Adil menyatakan kecewa kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kemenkeu Lucky Alfirman. Pada sesi tanya jawab, Adil mempertanyakan ihwal dana bagi hasil (DBH) minyak di Kepulauan Meranti kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kemenkeu.
Menurut dia, Kepulauan Meranti memproduksi 8 ribu barel minyak per hari. Tetapi, ia mengaku tidak pernah menerima rincian penerimaan daerah atas hasil sumber daya alam daerahnya. Meranti, kata Adil, hanya mendapatkan keuntungan yang kecil dari eksplorasi sumber daya alamnya karena DBH migas yang diterima minim.
Adil sempat mengajak Kemenkeu untuk berdiskusi soal hal itu, namun dirinya merasa kecewa lantaran pihak Kemenkeu malah menawarkan pertemuan secara virtual atau online.
Selanjutnya: Sebuah video berdurasi 1 menit 55 detik beredar di media sosial ...