Moeldoko Masak Nasi Goreng Bareng Bapanas, Sosialisasi Pangan Substitusi Beras
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Martha Warta Silaban
Minggu, 4 Desember 2022 13:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi melakukan demo masak nasi goreng sorgum di Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta pada Minggu, 4 Desember 2022. Kegiatan tersebut dalam mensosialisasikan sorgum sebagai bahan pangan subtitusi beras.
"Saya berharap melalui sosialisasi ini masyarakat mulai sadar bahwa sorgum bisa jadi salah satu alternatif makanan yang sehat untuk kita semua. Karena memang ini fungsinya bisa jadi substitusi (beras)," ujar Moeldoko saat ditemui di Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta pada Minggu, 4 Desember 2022.
Ia pun menyerukan pada pengunjung yang datang bahwa sorgum memiliki kadar gula yang rendah. Sehingga bagus untuk masyarakat yang sedang diet atau mengatur pola makan yang lebih sehat. Moeldoko juga mengklaim protein dalam sorgum lebih tinggi ketimbang beras, dengan tingkat karbohidrat yang rendah.
"Seratnya tinggi. Ini makanan luar biasa ini. Dulu waktu saya kecil ini saya juga makan sorgum ini," ucapnya.
Meski sekarang nasi sudah memadai di Indonesia, menurut Moeldoko produksi beras sangat bergantung dengan cuaca. Pemerintah pun khawatir akan ada kegagalan panen apabila terjadi fenomena el Nino dan musim kering yang berujung pada krisis pangan. Terlebih dibandingkan padi, pengembangan sorgum dinilai lebih efisien lantaran bisa ditanam di lahan yang kering. Sorgum juga dapat dipanen sebanyak tiga kali dalam satu tahun.
Karena itu, pemerintah berkomitmen untuk mensosialisasikan sorgum sebagai alternatif beras sejak dini. Moeldoko mengatakan pengembangan komoditas sorgum juga merupakan salah satu cara untuk menghindari impor beras.
Selain untuk makanan, Moeldoko menjelaskan sorgum juga bermanfaat sebagai alternatif pakan ternak unggas selain jagung. Apalagi kebutuhan jagung pakan di Indonesia, kata dia, mencapai 10 juta ton. Selain itu, biji sorgum juga bisa diolah menjadi tepung.
Selanjutnya: 70 Persen dari Sari Sorgum Mengandung Etanol<!--more-->
Sebanyak 70 persen dari sari sorgum, menurutnya, juga mengandung etanol yang bisa diolah menjadi bahan bakar. Tak hanya itu, ia mengatakan sorgum bisa jadi alternatif untuk bahan bakar penyeimbang batu bara. Karena itu, ia menilai pengembangan sorgum juga akan membantu pemerintah mencapai target nol karbon pada 2060 secara bertahap.
Pengembangan sorgum kini telah dirintis oleh Menteri Pertanian. Dimulai dari Nusa Tenggara Timur seluas 15 ribu hektar pada tahun ini. Kemudian akan meluas secara bertahap sampai 200 ribu hektar
"Saya sudah diberikan akses 10 persennya, berarti 1 juta ton itu kurang lebih ada 200 ribu hektar. Nah ini nanti petani akan menanam," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adie mengatakan pihaknya ingin menunjukan keanekaragaman konsumsi pangan. Bapanas juga menyatakan akan terus mengenalkan dan meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap sumber pangan alternatif berbahan dasar sorgum.
Sebagai sumber pangan alternatif, ia menilai sorgum memiliki manfaat, nilai gizi, dan rasa yang sangat baik dan tidak kalah dari nasi dan sumber karbohidrat lainnya.
“Sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia serta dapat dihilirisasi dan diolah menjadi berbagai produk makanan sebagai sumber energi dan gizi masyarakat,” ucapnya.
Dalam acara itu, Bapanas juga membagikam makanan berbahan sorgum, seperti nasi goreng sorgum kepada masyarakat yang datang di lokasi CFD. Arief mengatakan sosialisasi sorgum sebagai sumber pangan pengganti nasi dan gandum juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Presiden meminta agar sumber-sumber pangan lokal terus dikembangkan, sehingga mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas pangan tertentu.
"Pak Presiden juga meminta agar kemandirian pangan di setiap daerah di berbagai wilayah Indonesia terus diperkuat," tuturnya.
Baca Juga: LPEI Persiapkan UMKM Kuliner Tembus Pasar Ekspor
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.