Airlangga Sebut Investasi Hulu Migas Harus Tetap Berjalan di Tengah Transisi Energi
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Francisca Christy Rosana
Jumat, 25 November 2022 09:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai transisi energi merupakan keniscayaan yang harus dihadapi bersama. Namun, kata dia, pemerintah tetap mendorong agar investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) berjalan kondusif agar peningkatan produksi tercapai.
Maka itu, Airlangga melihat perlu berbagai kebijakan untuk mendorong minat investasi. Apalagi, kata dia, peningkatan produksi migas di dalam negeri merupakan cita-cita bersama dan sudah dibahas sejak bertahun-tahun lalu.
"Tentunya perlu ada langkah-langkah yang harus dilakukan oleh SKK Migas dengan situasi iklim investasi maupun insentifnya ini bisa lebih baik di samping itu juga mendorong transisi energi yang mengarah pada energi baru dan terbarukan,” kata Airlangga melalui tayangan video di acara 3rd International Oil and Gas Conference 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis, 24 November 2022.
Baca juga: RI Dapat Pembiayaan Transisi Energi Rp 311 Triliun, Sri Mulyani Cs Siapkan Proyek
Demi menjaga investasi di hulu migas tetap berjalan secara kondusif, kata Airlangga, insentif--baik fiskal maupun non-fiskal--perlu dibahas secara mendalam antara pemangku kepetingan. Di KTT G20 pada 15-16 November lalu, ada sebuah kesepakatan bersama terhadap masalah itu.
Di sisi lain, Airlangg melanjutkan transisi energi yang menjadi salah satu fokus negara-negara G20 juga tak mudah mudah dilaksanakan terutama di tengah situasi geopolitik yang tak menentu setelah invasi Rusia ke Ukraina. "Hal ini dilihat dari fluktuasi dan tingginya harga energi, terutamanya gas sampai hari ini, termasuk harga BBM di Indonesia," ucap dia.
Selanjutnya, tantangan ekonomi 2023....
<!--more-->
Tantangan Ekonomi 2023 di Tengah Krisis Energi
Airlangga pun meyakini kondisi perekonomian dalam satu tahun ke depan masih akan menghadapi berbagai tantangan yang disebut perfect storm. Selain ancaman Covid-19 yang belum selesai, ada kondisi perang. Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 3,2 persen dan diperkirakan masih turun pada 2023 menjadi 2,7 persen.
Inflasi 2022 bakal menjadi 8,8 persen dan turun secara global menjadi 6,5 persen pada 2023. Namun, Airlangga berujar, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di 5,7 persen di triwulan ketiga 2022. Inflasi juga menurun dari 5,9 pada Agustus saat kenaikan BBM menjadi 5,7 pada Oktober.
“Berdasarkan data tersebut Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi the brights spot, jadi masyarakat di level ASEAN relatif lebih resiliens terhadap tantangan ekonomi,” ucap Airlangga.
Airlangga juga berharap, kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, badan usaha baik milik swasta, maupun milik negara dan kontraktor migas bisa lebih baik lagi agar target yang dicanangkan bisa terealisasi. “ Target tersebut tentunya sangat berpegaruh pada penerimaan negara di APBN dan juga terhadap ekspor Indonesia,” kata dia.
Baca: Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini