BNI Seoul: Kenaikan Suku Bunga The Fed Menjadi Tantangan Bisnis

Reporter

Tempo.co

Kamis, 24 November 2022 14:39 WIB

Kepala Kantor BNI Seoul Korea, Anisfu Husin (tengah); Wakil Kepala Kantor BNI Seoul, Ardi Ferdiansyah Saleh (kiri) dan Treasury Manager BNI Seoul, Andry Satria, Kamis, 10 November 2022. TEMPO/MARTHA WARTA SILABAN

TEMPO.CO, Seoul - Kepala Kantor BNI Seoul Anisfu Husin mengatakan kenaikan suku bunga acuan The Fed beberapa kali sepanjang tahun 2022 memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan bisnis perbankan.

Yakni pada penurunan pendapatan bunga bersih bank maupun adanya kecenderungan debitur untuk menunda penarikan pinjaman mereka. "Selain itu peningkatan suku bunga USD juga berdampak pada penurunan nilai surat berharga yang merupakan salah satu instrumen bisnis tresuri," kata Anis yang ditemui Tempo di kantornya di Seoul, Korea Selatan dua pekan lalu.

Anis yang didampingi Wakil Kepala Kantor Seoul Ardi Ferdiansyah Saleh mengatakan hingga tahun 2023 mendatang, tingkat suka bunga masih menjadi suatu ketidakpastian yang menjadi tantangan bagi perkembangan bisnis baik bagi bank maupun nasabah.

"Namun demikian kami melihat bahwa kondisi ekonomi akan mulai menunjukkan perbaikan paruh kedua tahun 2023," kata dia dalam pesan emailnya kemudian kepada Tempo.

Strategi yang ditempuh pada tahun depan adalah melakukan pertumbuhan bisnis secara selektif khususnya dalam hal pemberian kredit dan investasi surat berharga dengan tetap mempertahankan non performing loan di level 0 persen.

Advertising
Advertising

Ia mengatakan bahwa sampai dengan kuartal III tahun 2022, pendapatan dari kredit dan trade finance yang merupakan kontributor utama kantor cabang luar negeri atau KCLN BNI Seoul masih cukup menggembirakan, dimana pendapatan bunga masih mencatat peningkatan sebesar 11,7% year on year (yoy) dan pendapatan non bunga (FBI) dari kredit dan trade finance menunjukkan pertumbuhan sebesar 23,1% yoy.

Dari sisi komposisi bisnis, lebih dari 60 persen bisnis KCLN Seoul terkait dengan kredit dan trade finance kepada perusahaan Indonesia Related yang berada di Korea Selatan. Adapun sisanya berasal dari aktifitas tresuri serta bisnis ritel khususnya remitansi dari diaspora Indonesia.

Ia memaparkan bisnis BNI di Korea Selatan pada dasarnya sesuai dengan strategic value dari KCLN BNI yaitu sebagai source of international funding dengan memanfaatkan sinergi dengan perbankan global, gerbang bagi investor asing untuk masuk ke Indonesia, mendukung pebisnis Indonesia untuk Go Global serta melayani kebutuhan transaksi keuangan diaspora Indonesia.

"Khusus untuk bisnis di Korea Selatan, kami memiliki unit yang dinamakan “Korea Desk”. Korea Desk ini merupakan sinergi antara Kantor Cabang Luar Negeri dengan unit-unit bisnis di Indonesia dalam memberikan one stop solution bagi investasi ke Indonesia maupun membawa nasabah untuk Go Global."

Seperti diketahui, Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve atau The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada awal November 2022. Namun hari ini, Kamis, 24 November 2022 disebutkan bahwa, The Fed akan mengendurkan suku bunga acuan pada Desember mendatang.

Baca Juga: Kurs Rupiah Ditutup Menguat Rp 15.696 per Dolar AS, Analis: Ada Ancaman Baru

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

14 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

16 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

1 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

3 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

6 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

6 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya