Tempo Economic Forum: Ancaman Resesi 2023, IMF Cermati 3 Dampak Invasi Rusia

Jumat, 18 November 2022 22:20 WIB

Chief Executive Officer PT Tempo Info Media Digital Wahyu Dhyatmika, Country Director World Bank for Indonesia and Timor Leste Satu Kahkonen, Senior Representative for Indonesia at International Monetary Fund James P. Walsh, dan Founder and CEO Ayoconnect Jakob Friedemann Rost dalam acara Tempo Economic Forum 2023 di Hotel Hilton, Nusa Dua, Bali, Jumat, 18 November 2022. TEMPO/Francisca

TEMPO.CO, Nusa Dua - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) melihat krisis global yang terjadi karena ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina akan memperburuk kondisi ekonomi pada 2023. Krisis energi hingga pangan yang terus berlanjut berpotensi mendorong negara-negara maju jatuh ke jurang resesi sehingga perekonominan dunia terkontraksi pada tahun depan.

Efek ini pun bakal memukul negara berkembang dan miskin. Senior Resident Representative IMF Indonesia James P. Walsh mengatakan ada tiga dampak invasi Rusia ke ekonomi global yang perlu diwaspadai.

Dampak invasi Rusia

"Yang pertama adalah pemulihan ekonomi karena pandemi Covid-19 terlambat di seluruh dunia," kata Walsh yang hadir secara virtual dalam acara Tempo Economic Forum, Jumat petang, 18 November 2022.

Baca: Dukung RI Pensiunkan PLTU Batu Bara, Bank Dunia: Kita Seharusnya Kembali ke EBT

Advertising
Advertising

Kedua, perang yang tak berhenti meletus bakal mendorong kenaikan harga pangan dan bahan bakar di seluruh dunia. Kondisi ini akan menyebabkan ketatnya likuiditas negara-negara di Eropa. Sehingga, pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju lebih lambat dari yang diperkirakan.

Ketiga, ketegangan geopolitik akan menyebabkan laju inflasi tak terkendali. IMF pun memprediksi tahun depan akan menjadi situasi yang sangat menantang. "Ini akan menjadi waktu yang menantang bagaimana pembuat kebijakan mengorkestrasi kebijakannya dengan melihat inflasi tahun depan. Ini posisi yang sangat sulit," ujar Walsh.

Walsh melanjutkan, lembaganya akan mencermati ketidakpastian volatilitas pasar keuangan pada akhir tahun. Kondisi ekonomi global akhir tahun nanti akan turut menentukan kondisi ekonomi yang dirasakan negara-negara di dunia pada Januari 2023.

Meski demikian, IMF melihat kondisi Indonesia lebih baik ketimbang negara-negara lain. Banyak negara mengalami masalah sosial yang lebih sulit dan merasakan eskalasi kenaikan harga pangan yang sangat tinggi.

Senada dengan Walsh, World Bank Country Director for Indonesia and Timor-Leste Satu Kahkonen menuturkan lembaganya juga berkonsentrasi pada ancaman resesi 2023. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan termoderasi, salah satunya karena krisis energi.

Selanjutnya: "Ini menjadi tantangan dan situasi ini ..."

<!--more-->

"Ini menjadi tantangan dan situasi ini mendorong negara-negara untuk mempersiapkan akses pasar yang kompetitif," ucap Satu. Dia pun mengungkapkan kondisi yang dialami dunia di tengah ancaman krisis menjadi sangat menantang bagi pemerintah untuk mengelola ekonomi makronya.

Peringatan Bank Dunia

Di tengah menguatnya potensi krisis karena kondisi geopolitik, Satu mengatakan alarm pandemi juga masih terus berbunyi pada masa mendatang. Pandemi Covid-19, kata dia, bukan krisis kesehatan pertama dan terakhir. "Negara-negara harus bersiap menghadapi pandemi selanjutnya," kata dia.

Satu kemudian mengapresiasi inisiatif Presidensi KTT G20 Indonesia untuk membentuk pandemic fund. Pengumpulan dana cadangan itu akan menjadi katalis untuk memobilisasi pendanaan-pendanaan lainnya bagi sektor kesehatan yang datang dari sumber yang berbeda-beda.

Dana yang terkumpul dari pandemic fund sebelumnya mencapai US$ 4 miliar atau setara dengan Rp 62 triliun. Dana cadangan pandemi yang akan dikelola Bank Dunia ini akan bertambah karena ada sejumlah negara telah menyatakan komitmen untuk memberikan sumbangsih.

"Berbagai negara bisa mengajukan pembiayaan dari dana tersebut, terutama untuk negara miskin. Ini adalah persiapan untuk mencegah pandemi berikutnya. Dan saya pikir Indonesia akan menjadi negara pertama yang mengaplikasikan itu, itulah hasil utama dari G20," katanya.

Walsh dan Satu menjadi pembicara dalam Tempo Economic Forum 2023. Diskusi bertajuk "Strenghtening Economic Resilience Againts the Threat of a Global Recession" ini menghadirkan berbagai pembicara yang mengulas mengenai tantangan ekonomi Indonesia dan global ke depan dalam menghadapi tantangan krisis dan ancaman resesi 2023.

Baca juga: Kolaborasi Sun Cable dan ESDM Garap Industri Hijau Akan Sumbang PDB RI 1,6 Triliun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

6 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

24 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

26 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

26 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

33 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

38 hari lalu

Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR hari ini, Dirut BRI Sunarso membeberkan dampak resesi di Jepang dan Inggris ke perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

50 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

55 hari lalu

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

55 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

55 hari lalu

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.

Baca Selengkapnya