Bahas Alih Fungsi 16 Juta Hektare Hutan di KTT G20, Prabowo: Bisa Jadi Breadbasket of The World
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Kukuh S. Wibowo
Selasa, 15 November 2022 02:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berpidato soal ketahanan pangan dalam salah satu agenda G20, yakni Global Food Security Forum di Nusa Dua, Bali. Ia bercerita soal proyek alih fungsi 16 hektare lahan yang menurutnya sudah terdegradasi, menjadi lumbung pangan nasional.
"Jika kita ubah hanya 16 juta hektare dari 80 juta hektare lahan yang sudah terdegradasi untuk produksi pangan, kita bisa menjadi bread basket of the world," tuturnya pada Ahad, 14 November 2022.
Prabowo berujar 80 juta hektar lahan di Indonesia telah terdegradasi oleh kerakusan kapitalis. Oleh karena itu, ia mengajukan strategi alih fungsi lahan tersebut menjadi lahan yang lebih produktif. Dari 80 hektar yang rusak itu, sebanyak 8 juta hektar dimanfaatkan sebagai lumbung pangan dan 8 hektare untuk energi.
Proyek itu, menurut dia, tidak membutuhkan banyak teknologi. Sebab sumber daya alam Indonesia yang melimpah telah memberikan banyak keuntungan dan kemudahan. Lahan tersebut akan ditanami akan ditanami sawit, aren, hingga singkong. Bahkan menurutnya, Indonesia mampu memproduksi produksi energi terbarukan, energi bersih, maupun bioenergi. "Dengan manajemen dan teknologi, kalian bisa bayangkan kenaikan produksi," ucap Prabowo.
Menurut prabowo, proyek tersebut sangat strategis untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia. Terlebih Indonesia akan terus menghadapi tantangan soal ledakan populasi, di mana angka kelahiran 1,9 persen per tahun. Artinya, ada sekitar 5 juta bayi yang lahir di Indonesia setiap tahunnya.
Ia menuturkan angka peningkatan populasi Indonesia per tahun sama dengan seluruh populasi Singapura. Dalam 10 tahun, peningkatan populasi Indonesia sama dengan seluruh populasi Malaysia. Karena itu, Prabowo menilai strateginya untuk mengubah lahan untuk produksi pangan dan energi adalah hal yang mendesak.
"Pemerintah dunia mana, ahli yang mana yang bisa mempertimbangkan memberi makan lebih dari 5 juta lebih setiap tahun?" ujarnya.
Ironisnya, proyek food estate atau lumbung pangan Kementerian Pertahanan di Kalimantan yang diinisiasi oleh Prabowo dinilai bermasalah. Mengutip Majalah Tempo edisi 9 Oktober 2021, Kementerian Pertahanan membuka hutan Gunung Mas, Kalimantan Tengah menjadi kebun singkong.
Kalimantan Tengah menjadi target utama program food estate dibangun. Prabowo menugasi sejumlah pejabat kementeriannya mengunjungi Gunung Mas. Hutan yang diubah fungsinya meliputi di empat desa, yaitu Tewai Baru, Sepang, Tampelas, Pematang Limau. Menurut Bupati Jaya Samaya Monong, total area hutan yang akan dibuka seluas 33.750 hektar atau setengah luas Jakarta.
Suasana empat desa di Sepang menjadi riuh ketika sejumlah tentara mengendarai mobil berstiker Kementerian Pertahanan hilir-mudik mengukur lahan dan memasang patok. Mereka menyewa sebuah rumah di Desa Sepang sebagai kantor. Namun, pembabatan hutan itu dilakukan sebelum aturan dan analisis lingkungannya terbit. Seiring dengan tumbangnya pepohonan, berbagai binatang liar di dalam hutan riuh berhamburan.
RIANI SANUSI PUTRI | MAJALAH TEMPO
Baca Juga: Jokowi Tunjuk Prabowo Jadi Leading Sector Lumbung Pangan Baru